BACA JUGA:Infrastruktur Jalan Mulus Siap Sambut G20 Belitung, 35 Kilometer Diaspal Ulang
BACA JUGA:Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Sejoli Terancam Hukuman Mati
"(Keberadaan Putri, red) ada di lantai tiga saat Ricky dan Richard saat ditanya kesanggupan untuk menembak almarhum Yosua," kata Komjen Agus saat dikonfirmasi, Sabtu (20/8).
Namun sayangnya Komjen Agus tidak menjelaskan apa jawaban RR dan Bharada E saat bosnya mengajukan pertanyaan seperti itu.
Ia hanya menuturkan dari Saguling, Putri Candrawathi mengajak Brigadir Josua, Bripka RR, Bharada E, dan KM ke lokasi kejadian, Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan pada Jumat (8/7).
"Mengajak berangkat ke Duren tiga bersama RE, RR, KM, almarhum J. Mengikuti skenario yang dibangun oleh FS (Ferdy Sambo, red)," kata Komjen Agus.
BACA JUGA:Warga Pangkalpinang Diduga Jadi Korban Penembakan Oknum TNI, Begini Kronologi Kejadian
BACA JUGA:Susul Ferdy Sambo, Putri Chandrawati Resmi Tersangka Pembunuhan Brigadir J, Tapi...
"Prosesnya cepat. Sampai di rumah TKP ada Bu PC," begitu pula kata Ronny, berdasar pengakuan kliennya, Bharada E.
Pengacara yang juga politikus PDI Perjuangan itu menggambarkan situasi saat kejadian. Sebelum eksekusi terhadap Brigadir J dilakukan, Putri Candrawathi menangis.
"Klien saya menyampaikan waktu itu (sebelum eksekusi) Bu PC menangis. Pak FS dalam keadaan yang marah. Nanti detailnya di pengadilan," tutur Ronny.
Komjen Agus Andrianto membeberkan, Putri Candrawathi bersama Ferdy Sambo saat menjanjikan uang kepada Bharada RE, Bripka RR, KM agar menutup mulut aksi pembunuhan itu.
BACA JUGA:Tujuh Seri Pecahan Uang Kertas Baru 2022, Resmi Diluncurkan Bank Indonesia
Kata Jenderal Bintang tiga itu, Bharada E selaku eksekutor dijanjikan uang Rp 1 miliar. Bripka RR dan KM masing-masing dijanjikan akan diberi Rp 500 juta. (sam/cr3/jpnn)