"Dan pemerintah harus membuat keputusan di waktu yang sulit," sambung Presiden Jokowi.
Ia menyampaikan, sebagian subsidi BBM itu akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
Seperti bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp 12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu sebesar Rp 150 ribu per bulan.
BACA JUGA:Bambang Patijaya Tanggapi Soal Wacana Kenaikan BBM, Pemerintah Harus Kaji Ulang
"Bantuan ini mulai diberikan bulan September selama 4 bulan," tandas Presiden Jokowi.
Puluhan Ribu Pendemo Bakal Melawan
Sementara itu, kenaikan harga BBM ini mendapatkan banyak sorotan dan penolakan, salah satunya dari Partai Buruh.
Partai Buruh yang diketuai oleh Said Iqbal sebelumnya juga sempat menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil sikap jika harga BBM dinaikan.
Rencananya, mereka akan melakukan demo di seluruh Indonesia pada Selasa, 6 September 2022 mendatang.
"Tanggal 6 September ya besar atau tidak sekitar puluhan ribu ya, di seluruh Indonesia tapi ya kalau di DPR RI sekitar 3.000 sampai 5.000 orang," ujar Said Iqbal saat dikonfirmasi Disway.id.
BACA JUGA:Ditreskrimsus Polda Babel Tetapkan Tersangka Penyalahgunaan BBM Solar di Belitung
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Bansos Rp 24,17 Triliun untuk Kenaikan Harga BBM
Puluhan ribu pendemo nantinya bakal turun dan menyampaikan aspirasi terkait penolakan kenaikan harga BBM yang terjadi pada Sabtu 3 September 2022.
"Harga minyak dunia aja turun, di Malaysia aja turun, kok kita naik. Padahal lagi turun 89 dollar per barel, ini aneh Kemenko Perekonomian, harus dilawan," katanya dengan tegas.
Diketahui, aksi penolakan kenaikan BBM yang dilakukan pada 6 September 2022 mendatang, akan diikuti oleh seluruh anggota Partai Buruh bersama dengan elemen organisasi lainnya.