"Sekarang ini perbaikannya rutin saja, pengecatan, pembersihan karat, terus ada teknologi pengelupasan karatnya seperti jembatan dekat Lor In," lanjutnya.
BACA JUGA:Babel Juga 'Penghasil' Deretan Artis Cantik dan Berprestasi, Nomor 5 dari Belitung
BACA JUGA:49.032 Kendaraan di Belitung Berpotensi Data Dihapus Alias Jadi Bodong, Kok Bisa?
Tak hanya itu, perawatan dengan penggunaan teknologi menurutnya dirasa kurang begitu efektif untuk diterapkan. Mengingat di jembatan Pilang memiliki bentangan yang panjang.
"Tapi karena ini bentangannya panjang, jadi beda pengaplikasiannya. Takutnya nanti kalau tiba-tiba runtuh, mengingat jembatan Pilang ini penghubung satu-satunya, kita tidak punya alternatif lain, itu yang menjadi kekhawatiran kita," tandasnya.
Sementara itu, Kepala DPUPR Belitung Edi Usdianto mengatakan, pihaknya sempat menganggarkan pembebasan lahan jembatan pilang menggunakan Dana Insentif Daerah (DID) Tahun 2022.
Rencana pembebasan lahan setelah dilakukan pembentukan tim kabupaten sesuai arahan Kementrian ATR. Namun, bulan Desember 2022 saat mereka melaksanakan rapat, ternyata banyak persoalan terkait pembebasan lahan tersebut.
BACA JUGA:Mantan Kajari Belitung Meninggal Dunia
BACA JUGA:PPKM Dicabut Angin Segar Pariwisata di Belitung, Ini Harapan Yoga Nursiwan
"Jadi di situ ada SKT Tahun 2000 ke atas dan sertifikat tahun 1997-1998, lalu bekas jalan lama dibuatkan SKT dan Sertifikat dan lain-lainnya," kata Edi Usdianto kepada Belitong Ekspres.
Maka kata Edi di tahun 2022, pembebasan lahan itu mereka tunda. Pembahasan akan dilanjutkan tahun 2023 dengan menggandeng tim pendamping yakni Polres Belitung dan Kejaksaan Negeri Belitung.
"Kita target 2023 ini masalah pembebasan laha itu selesai, dan 2024 kemungkinan besar akan dibangun. Awalnya kita dapat informasi 2023 akan dibangun, tapi setelah kita cek di Pusat masih tanda bintang, kemungkinan 2024 mereka bangun," tandasnya.