TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Institut Pertanian Bogor (IPB University) memulai kegiatan riset UK-Indonesia Consortium for Interdiciplinary Sciences (UKICIS) pariwisata di Pulau Belitung.
Rangkaian kegiatan riset UKICIS oleh Departemen Biologi, FMIPA, IPB University tersebut diawali dengan Focus Group Discussion (FGD), yang dilaksanakan Jumat (13/1/2023).
FGD IPB University dilaksanakan dua kali. Yakni, pagi hari bersama Pemkab Belitung di Hotel La Lucia, Tanjungpandan, dan siang bersama Pemkab Belitung Timur (Beltim) di Guest Hotel, Manggar.
Koordinator Tim Riset UKICIS IPB, Prof. Dr. Miftahudin, M.Si mengatakan, FGD tersebut bertujuan menyamakan persepsi tentang kegiatan riset pariwisata yang akan dilakukan.
BACA JUGA:Menparekraf: Kebijakan Strategis Imigrasi Tentukan Peningkatan di Sektor Pariwisata
BACA JUGA:Pengunjung Pantai Wisata Tanjungpendam 2022 Capai 436.700 Orang, PAD Melebihi Target
Pada kesempatan tersebut, kedua pemerintah daerah yang dihadiri Bupati Belitung Sahani Saleh dan Bupati Beltim Burhanudin. Para pejabat Pemkab juga berkomitmen mendukung pelaksanaan kegiatan riset.
Kegiatan riset UKICIS ini akan dilaksanakan untuk jangka waktu 3 tahun di Pulau Belitung. Tema riset adalah Pariwisata Berkelanjutan dan Terintegrasi berdasarkan Sumberdaya Hayati.
"Riset grup ini mendapatkan dana dari LPDP Republik Indonesia melalui skema Rispro-UKICIS," kata Prof. Dr. Miftahudin kepada Belitong Ekspres, Senin (16/1/2023) kemarin.
Miftahudin menerangkan, setidaknya mereka terjunkan 30 orang tim peneliti. Terdiri atas profesor, dosen, asisten peneliti dari Departemen Biologi, FMIPA, IPB University, ITB, dan UI .
BACA JUGA:Pemkab Belitung Kini Punya Program BOSS, Special Suprise Bagi Wisatawan
BACA JUGA:Nasib Pengembangan KSPN Belitung Dapat Perhatian Khusus, Pj Gubernur Babel Sepakat Dengan 3 Cara
"Mereka sudah tiba dan memulai riset di berbagai lokasi di Pulau Belitung. Mereka terbagi ke dalam 7 kelompok riset berdasarkan sub-tema masing-masing," terangnya.
Miftahudin menambahkan, luaran per tahun dari rangkaian kegiatan riset ini diharapkan mampu menghasilkan kajian ilmiah berupa data, rekomendasi.
"Dan output konkret lainnya seperti kalender pariwisata berbasis biodiversitas, formulasi pupuk organik asal limbah wisata, info grafis keanekaragaman hayati dan potensinya di beberapa destinasi wisata, serta informasi Etnobiologi di Belitong," tandasnya.