Aksi Keji Belajar dari Medsos
Dari hasil penyelidikan polisi ternyata pelaku AC (17) mengaku melakukan aksi keji setelah belajar dari media sosial (Medsos) dan terinspirasi berita-berita seputar penculikan anak.
Pengakuan itu disampaikan pelaku AC kepada penyidik yang memeriksanya. "Pelaku belajar dari medsos dan berita-berita. Caranya dengan meminta tebusan uang gitu," tutur Irjen Yan Sultra.
Kemudian pelaku membeli kartu perdana Axis di konter setempat. Namun hebatnya lagi handphone yang digunakan adalah milik teman pelaku.
Lalu pelaku mengirimkan pesan WhatsApp meminta tebusan Rp 100 juta kepada ibu korban dan Ketua RT setempat.
BACA JUGA:Illegal Logging di HL Gunung Tajam Diduga Dibekingi Oknum, Begini Respon Kapolsek Badau
Lantas polisi melacak kartu Axis dibeli oleh pelaku dari konter Bangka Barat. Dari situ juga penyidik mengembangkan kembali.
"Polisi berhasil mendapatkan pengguna nomor tersebut. Tapi ternyata hpnya digunakan kawan yang mengarah kepada pelaku," terang jenderal bintang 2 itu.
Mirisnya, usai mengeksekusi korban, pelaku malah santai-santai saja. Ia tetap beraktivitas normal di tengah masyarakat setempat. "Pelakunya tetap bersekolah seperti biasa," tandas Kapolda Babel.