PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengajak umat Islam untuk mengambil hikmah dari fenomena Gerhana Matahari Hibrid, Kamis (20/04/2023).
MUI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengajak umat Islam untuk mengambil hikmah dari fenomena Gerhana Matahari Hibrid, Kamis (20/4/2023).
Ajakan itu disampaikan usai Sekretaris Umum MUI Babel KH Ahmad Lutfhi usai memimpin Salat Gerhana Matahari Hibrid di Masjid Al-Falah Kampung Melayu Bukit Lama Kota Pangkalpinang, sekitar pukul 10.00 WIB.
KH Ahmad Lutfhi mengisahkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW pertama kali bertemu dengan gerhana matahari semacam ini di Kota Mekan sebelum tahun hijriah.
Melalui peristiwa yang menunjukkan kebesaran Allah SWT tersebut, Rasullulah mengajak umatnya untuk banyak memuji dan bersyukur.
Termasuk bersyukur jika bertemu dengan gerhana bulan (khusuful qamar) atau gerhana matahari (kusufus), dengan cara melakukan salat, berdoa, bertakbir dan sedekah.
BACA JUGA:Idul Fitri Jatuh 22 April 2023, Menag: Kita Harus Saling Toleransi
Melalui peristiwa ini, Rasullulah Muhammad SAW juga mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga hubungan yang baik kepada Allah dan juga sesama manusia. Makanya dianjurkan untuk melaksanakan salat pada saat terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan.
Hal ini salah satunya juga diriwayatkan oleh Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 437) menyebutkan beberapa adab menyambut gerhana bulan atau gerhana matahari.
Yaitu, “Senantiasa memiliki rasa takut dengan segera melaksanakan sholat, menampakkan rasa haru, segera bertobat, tidak bersikap mudah bosan, segera melaksanakan shalat, berlama-lama dalam shalatnya dan merasakan adanya peringatan”
“Tunjukan rasa haru kita atas terjadinya peristiwa gerhana matahari hibrid seperti ini maupun dengan peristiwa benda langit lainnya,” ujar Ketua Masjid Al-Falah ini.
Luthfi juga mengilustrasikan peristiwa Gerhana Matahari Hibrid yang kali ini berlangsung di tengah suasana bulan suci Ramadan 1444 Hijriah sebagai ajakan kepada seluruh umat Islam.
Umat Islam di Babel diminta menyikapi dengan bijak fenomena yang berbarengan dengan berbedanya penetapan pelaksanaan Salat Idul Fitri 1444 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah.
BACA JUGA:Hilal Belum Tampak di Pantai Tanjungpendam, Kemenag Belitung: Hormati Perbedaan
“Makanya kalau benda-benda langit saja bisa saling memahami, maka sebagai mahkluk Allah di muka bumi ini, sudah seharusnya juga bisa saling memahami dan menghormati satu sama lain. Dan Insyallah, inilah salah satu pesan yang barangkali juga Allah ingin sampaikan melalui peristiwa gerhana matahari hibrid ini yang terjadi di tengah bulan suci Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah,” papar Luthfi.