BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Akhir-akhir ini di dunia maya sedang ramai tagar #GugurMassal dan #Perangkingan setelah diumumkannya hasil seleksi pra sanggah PPPK Tenaga Teknis Tahun 2022.
Pasalnya, hasil pengumuman tidak sesuai harapan. Ribuan peserta seleksi ASN PPPK tenaga teknis 2022 gugur massal, sehingga menyisakan formasi kosong yang besar. Di sisi lain, ada kebutuhan besar di berbagai kementerian/lembaga dan di instansi daerah.
Protes pun dilayangkan ribuan peserta seleksi tenaga teknis PPPK 2022 yang tergabung dalam Persatuan Tenaga Teknis Indonesia (PTTI) kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Mereka merespons pengumuman yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang menunjukkan fenomena terjadinya gugur massal peserta secara nasional.
Andika Yuli Novianto, Perwakilan Anggota PTTI Wilayah Belitung Timur (Beltim), meminta agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses seleksi kompetensi PPPK Tenaga Teknis 2022.
BACA JUGA:Pemprov Babel Tetap Usulkan Rekrutmen CPNS/PPPK, Soal Bocoran Formasi Ini Kata Kepala BKPSDM
Hal ini berdasarkan data dan fakta di lapangan yang dihimpun oleh seluruh anggota PTTI dari Sabang sampai Merauke bahwa secara persentase dan rata-rata, para peserta seleksi gagal memenuhi passing grade (PG) atau nilai ambang batas.
"Fenomena gugur massal ini pun juga terjadi yang dilaksanakan seleksi oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur beberapa waktu lalu, yang mana hasilnya dari jumlah formasi yang tersedia 109 sedangkan yang terisi hanya 37 formasi," ujar Andika Belitong Ekspres, Sabtu (6/5).
"Alhamdulillah, teman-teman PTTI sudah mulai bergerak dari Sabang sampai Merauke mengirimkan surat sanggahan dan permintaan dukungan ke Pimpinan Kepala daerah masing-masing termasuk ke Bupati Belitung Timur," imbuhnya.
Andika menyatakan dukungan dimaksud adalah untuk mendukung anggota PTTI agar Pemerintah Daerah meminta BKN dan Menpan melakukan penyesuaian jadwal seleksi. Sekaligus meminta optimalisasi perangkingan serta penyesuaian Passing Grade (PG).
"Kami sudah mengirimkan surat ke pak Bupati, semoga beliau sudah menerimanya dan mau menerima aspirasi kami. Karena kita ketahui sebagian besar peserta seleksi inipun adalah tenaga honorer Pemkab Belitung Timur. Kalau optimalisasi ini berhasil kan ujung-ujungnya membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah honorer di pemkab dan mensejahterakan honorer kita juga," papar Andika.
BACA JUGA:Agen Travel Haji Wanprestasi, Gugatan Perdata Calon Jemaah Haji Beltim akan Berlanjut
Menurut Andika, peserta seleksi yang tidak memenuhi Passing Grade bukan karena tidak belajar tapi karena kisi-kisi yang diberikan Menpan jauh berbeda dengan soal yang muncul.
Andika mencontohkan, rata-rata honorer telah bekerja bertahun-tahun, bahkan ada yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun pada formasi yang dilamar.
"Kurang kompeten mana coba selain kisi-kisi tidak sesuai, yang menyebabkan gugur massal adalah nilai Passing Grade terlalu tinggi dan nilai PG berbeda-beda setiap formasi," jelasnya.