BELITONGEKSPRES.CO.ID - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo mengaku kecewa kepada komoditas tambang RI yang masih dijual mentah-mentah keluar negeri.
Satu di antaranya adalah ekspor komoditas tambang timah di Bangka Belitung (Babel), yang tidak berdampak terhadap pembangunan Negara Republik Indonesia.
Hal tersebut sangat disesalkan oleh Presiden RI yang akrab disapa Jokowi, mengingat Indonesia merupakan pemilik cadangan timah terbesar ke-2 di dunia.
Saat ini, Indonesia merupakan eksportir timah mentah terbesar di dunia dan China menjadi langganan RI sebagai pemasok timah di negara mereka.
BACA JUGA:10 Langkah Cerdas Mengajari Anak Menabung dan Berinvestasi
BACA JUGA:Cuan Rp 120 Ribu Gratis Cuma Main Game Penghasil Uang Ini, Pemburu Saldo Dana Wajib Coba!
"Negara kita adalah pengekspor timah nomor satu, cadangan timah kita nomor dua terbanyak di dunia dan China menjadi importir nomor satu untuk bahan mentah timah," ungkap Jokowi saat Mandiri Investment Forum di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Presiden Jokowi, jika timah diolah lebih baik di Indonesia sebelum diekspor, maka nilai jual timah tersebut bisa mencapai 69 kali lipat.
Karena itu, pemerintah segera mendorong komoditas tambang timah segera melakukan hilirisasi, supaya timah dalam negeri bisa berjalan dan berkembang.
Dalam kesempatan yang berbeda, Presiden Jokowi juga pernah bilang akan menyetop ekspor mineral mentah, salah satunya adalah timah.
BACA JUGA:Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis Paling Cepat Cair, Cuan Rp 150 Ribu, Buruan Download
BACA JUGA:Rapat Banmus, Wakil Ketua DPRD Babel Ungkap Ada Hal Gembira Terkait Royalti PT Timah
Pernyataan Presiden RI tersebut sangat menggemparkan negara-negara di Asia karena mampu mempengaruhi harga timah di dunia.
Statement Jokowi juga menjadi salah satu katalis Fitch Solution mengerek tinggi proyeksi harga timah dari US$ 20 ribu per ton menjadi US$ 25 ribu per ton pada tahun 2023.
Dikutip dari media Fitch, perubahan proyeksi harga timah itu karena adanya sejumlah peraturan yang mengancam pasokan timah di pasar global.