Kejati Babel 'Miskinkan' Tersangka Korupsi Proyek CSD dan Washing Plant PT Timah Tbk

Sabtu 16-03-2024,05:53 WIB
Reporter : Reza Hanapi
Editor : Yudiansyah

Kapal isap itu memiliki kepala pemotong pada bagian pintu masuk yang dapat digunakan untuk beberapa material keras seperti batu atau kerikil. 

Namun ternyata proyek yang menelan biaya senilai Rp 100 miliar itu hanya membangun washing plant tanpa disertai dengan CSD itu. 

Masalahnya juga lebih dari itu, karena pengadaan mesin washing plant ternyata dilakukan melalui proses perakitan daripada pembelian langsung.

Proses pembelian langsung biasanya melibatkan lelang dan melibatkan pihak ketiga. Sementara itu, perakitan melibatkan pengadaan oleh bagian logistik PT Timah sendiri.

BACA JUGA: Perkembangan Terbaru, Penyidikan Kasus Korupsi Timah Babel Ungkap Fakta Mengejutkan

BACA JUGA:Kasus Korupsi Timah Libatkan Oknum PNS Pemprov Babel? Pegawai Rendahan ‘Bergaji’ Tinggi

Lebih serius lagi, mesin-mesin itu ternyata tidak mampu beroperasi secara normal. Mesin tersebut sering rusak dan mengganggu operasional eksplorasi. Pengadaan mesin proyek diduga tak sesuai spesifikasi.

Bahkan, diperparah lagi hasil dari eksplorasi pasir timah sendiri ternyata tidak sesuai harapan. Padahal hasil visibility pihak PT Timah awal, deposit pasir timahnya yang diklaim mencapai jutaan ton. 

Sementara hasil yang didapat masih jauh dari harapan. Akibatnya PT Timah Tbk dalam eksplorasi di Tanjung Gunung mengalami kerugian atas hasil visibility tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima oleh wartawan dari sumber internal penyidik, terungkap bahwa mesin-mesin tersebut mengalami masalah, sehingga tidak dapat beroperasi dengan baik. 

BACA JUGA:Kejati Babel Tahan 1 Tersangka Baru Kasus Korupsi Proyek CSD dan Washing Plant PT Timah

BACA JUGA:Tidak Semua PNS Berhak Dapat THR dan Gaji ke-13 Tahun 2024, Siapa Saja?

Anehnya, meskipun mesin-mesin tersebut mengalami masalah pada 2018, ternyata ada serah terima hasil proyek antara kepala logistik dan kepala produksi darat yang saat itu pejabatnya berinisial SU. 

"Terkesan dengan adanya serah terima, seolah-olah proyek tersebut semuanya bagus dan layak operasi. Tapi kenyataan tak seperti itu," ungkap sumber kepada Babel Pos.

Kondisi proyek saat ini dikatakan sumber lebih parah lagi. Di mana mesin-mesinnya terutama pada washing plant itu kini telah hilang entah kemana. 

“Sebab memang pada dasarnya mesinnya serta pengadaannya itu bermasalah semua. Lalu mesin-mesinya diangkut entah kemana itu semua,” sebutnya.

Kategori :