Produk Unggulan Indonesia Kena Tarif Impor AS Hingga 47 Persen, Apa Dampaknya?

Jumat 18-04-2025,22:09 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Sejumlah produk unggulan Indonesia seperti tekstil, garmen, furnitur, hingga alas kaki kini menghadapi tantangan baru di pasar Amerika Serikat (AS). 

Pemerintah AS resmi menaikkan tarif impor hingga 47 persen, membuat biaya ekspor dari Indonesia melonjak dan daya saing produk nasional di negeri Paman Sam kian tergerus.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, tarif yang semula berkisar antara 10 hingga 37 persen, kini meningkat menjadi 20 hingga 47 persen menyusul penambahan bea masuk sebesar 10 persen sejak awal April 2025. 

Melansir Beritasatu, kenaikan ini terjadi meski tarif resiprokal sebesar 32 persen yang direncanakan oleh Presiden Donald Trump tengah ditunda selama 90 hari mulai Rabu, 9 Mei 2025.

BACA JUGA:Dukungan BRI Hantarkan Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Go Internasional

"Dengan tambahan 10 persen itu, biaya ekspor kita jadi jauh lebih tinggi. Pembeli meminta agar biaya ini dibagi dengan eksportir, tidak hanya ditanggung mereka saja," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual dari Washington, Jumat 18 April 2025.

Lebih lanjut, Airlangga menyoroti bahwa tarif tinggi ini lebih besar dibandingkan bea masuk untuk produk sejenis dari negara ASEAN maupun negara lain di luar ASEAN, yang secara tidak langsung memberikan beban lebih bagi eksportir asal Indonesia.

Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah Indonesia bergerak cepat dengan membuka jalur negosiasi bilateral bersama pemerintah AS. Negosiasi akan berlangsung selama 60 hari ke depan dengan kerangka kerja yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

Salah satu poin yang diusulkan Indonesia adalah peningkatan impor energi dan komoditas pangan dari AS sebagai langkah menjaga keseimbangan neraca perdagangan. Selain itu, Indonesia juga menawarkan fasilitas khusus bagi perusahaan-perusahaan AS yang ingin berinvestasi di tanah air.

BACA JUGA:Cuma Rebahan Bisa Dapat Saldo DANA Gratis? Coba 3 Aplikasi Penghasil Uang Ini, Bisa Dapat Rp150.000 per Hari!

"Kami berharap dalam dua bulan ke depan kerangka ini bisa diwujudkan dalam bentuk perjanjian perdagangan yang saling menguntungkan," tambah Airlangga.

Kenaikan tarif impor ini tidak hanya berdampak pada angka ekspor nasional, tetapi juga berpotensi mengganggu kelangsungan industri padat karya di sektor tekstil dan alas kaki yang banyak bergantung pada pasar ekspor, khususnya AS sebagai salah satu tujuan utama.

Pemerintah pun mengajak pelaku industri untuk tetap tenang, sembari menyiapkan skenario diversifikasi pasar ekspor ke wilayah potensial lainnya seperti Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika.***

Kategori :