Gubernur Babel Tegas Larang Sekolah Pungut IPP, Ingatkan Netralitas Guru

Gubernur Babel Tegas Larang Sekolah Pungut IPP, Ingatkan Netralitas Guru

Gubernur Babel Hidayat Arsani saat mengunjungi SMAN 1 Kelapa Bangka Barat, Selasa 5 Agustus 2025--(Diskominfo Babel)

PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani menegaskan larangan keras terhadap sekolah-sekolah di wilayahnya untuk memungut Iuran Partisipasi Pendidikan (IPP).

Hidayat Arsani menilai praktik ini membebani orang tua siswa, terutama di tengah kondisi ekonomi di Provinsi Kepulauan Babel yang masih belum stabil.

Penegasan ini disampaikan Gubernur saat melakukan inspeksi mendadak ke SMA Negeri 1 Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, pada Selasa 5 Agustus 2025, sebagaimana dikutip dari Antara.

"Saya tegaskan, sekolah dan guru tidak boleh memungut IPP. Ini demi menjaga agar pendidikan tetap dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat," ujar Hidayat Arsani dalam kunjungannya.

BACA JUGA:SMAN 1 Manggar Sapu Bersih Gelar Juara LDBI Belitung Timur 2025, Siap Wakili ke Tingkat Provinsi

Meski demikian, Gubernur Babel tidak melarang bentuk sumbangan dari wali murid selama dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan dan tidak disertai penetapan nominal tertentu.

Menurut Hidayat Arsani, selama tidak ada unsur pemaksaan atau tarif yang ditetapkan, sumbangan diperbolehkan karena sifatnya sukarela.

“Saya katakan IPP tidak boleh lagi. Namun, kalau wali murid mau menyumbang, boleh saja, sah-sah saja, selama tidak ada tarif atau angkanya. Intinya sukarela. Kalau ada tarif, itu melanggar hukum,” katanya kembali menegaskan.

Dalam kunjungan tersebut,  Gubernur Hidayat Arsani juga mengapresiasi kebersihan dan penataan lingkungan SMAN 1 Kelapa yang dinilainya sangat baik.

BACA JUGA:Jumlah Penumpang Pesawat di Babel Naik 31,16 Persen pada Juni 2025, Kargo Justru Turun

Namun ia tetap memberi penekanan agar seluruh elemen pendidik di lingkungan sekolah, baik ASN maupun tenaga honorer, menjaga integritas serta menjauhkan diri dari politik praktis.

“Sudah saya ingatkan kepada kepala sekolah, jangan ada guru yang bermain politik. Jadilah guru yang profesional, bertanggung jawab, dan taat aturan,” tegasnya lagi.

Menurut Hidayat, inspeksi mendadak ke sekolah-sekolah merupakan cara efektif dalam menilai kesiapan guru dan kondisi sekolah secara objektif. Ia menambahkan bahwa kunjungannya memang sengaja tidak dijadwalkan agar pihak sekolah tidak sempat melakukan persiapan yang bersifat kosmetik.

“Saya memang tidak pernah buat jadwal kunjungan sekolah. Selalu mendadak. Dengan begitu, saya bisa lihat langsung kesiapan guru. Kalau diberitahu tiga hari sebelumnya, pasti semuanya sudah dipersiapkan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: