Tarif Trump Bikin Pabrik Apple di China Rontok, iPhone Terancam Mahal?

Selasa 27-05-2025,17:17 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Kali ini, imbasnya langsung menghantam lini produksi Apple di Negeri Tirai Bambu.

Sejumlah saham perusahaan pemasok Apple yang terdaftar di bursa China rontok berjamaah setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pemberlakuan tarif baru untuk impor iPhone sebesar 25 persen.

Dampak kebijakan kontroversial Trump tersebut langsung terasa pada perdagangan saham Senin, 26 Mei 2025. Beberapa perusahaan kunci dalam rantai pasokan Apple mencatatkan penurunan signifikan.

Saham Luxshare, yang dikenal sebagai perakit utama iPhone dan AirPods, turun sebesar 2,2 persen. Sementara itu, Lens Technology, produsen layar untuk perangkat Apple, anjlok 1,8 persen.

BACA JUGA:HP Transparan Nothing Phone Segera Masuk Indonesia, Siap Jadi Flagship Killer Baru

Perusahaan lain seperti Goertek, pembuat komponen AirPods, juga mengalami penurunan saham sebesar 1,1 persen, menurut laporan dari Reuters pada Selasa, 27 Mei 2025.

Ancaman Trump: iPhone Non-AS Akan Kena Tarif

Kegelisahan investor bermula dari pernyataan Trump pada Jumat, 23 Mei 2025, waktu setempat. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa iPhone yang dijual di pasar Amerika Serikat namun tidak diproduksi di dalam negeri akan dikenai tarif tambahan sebesar 25 persen.

Kebijakan ini bukan hanya menyasar Apple secara eksklusif. Semua produsen smartphone global yang mengandalkan fasilitas manufaktur di luar AS namun menjual produknya di negeri Paman Sam, akan terkena imbas yang sama.

Hal ini memperlihatkan dorongan kuat dari pemerintah AS untuk membangkitkan industri manufaktur domestik dan mengurangi ketergantungan pada produksi luar negeri, khususnya dari China.

BACA JUGA:HP Terbaru Nokia Zeus Max 5G, HP Spek 'Dewa' Kameranya Setara DSLR

Apple Kembali Terdesak, India Belum Jadi Solusi

Langkah terbaru Trump memperbesar tekanan terhadap Apple, yang sebelumnya juga sudah berusaha mengurangi ketergantungan terhadap China.

Apple sempat terdampak kebijakan tarif tinggi sebesar 145 persen terhadap produk elektronik impor dari China. Namun, tarif ini ditangguhkan selama 90 hari setelah adanya kesepakatan sementara antara AS dan China yang tercapai dalam pertemuan di Jenewa, Swiss.

Sebagai bagian dari strategi diversifikasi, Apple telah mempercepat pemindahan sebagian besar lini produksi iPhone dari China ke India.

Rencana ini dijadwalkan rampung pada tahun 2026. Akan tetapi, dengan pengumuman tarif baru dari Trump, strategi tersebut tampaknya masih belum cukup untuk meredakan tekanan dari pemerintah AS.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Motor Matic Irit BBM untuk Ibu Rumah Tangga 2025, Nyaman Dikendarai

Kategori :