Produsen teh hijau botolan terbesar dunia, Ito En, bahkan membentuk divisi khusus matcha pada Mei 2025. Perusahaan ini berencana menaikkan harga produk berbasis matcha hingga 50–100% mulai September 2025 karena beban biaya bahan baku dan tenaga kerja.
Namun, memperluas lahan tencha bukan hal mudah. Banyak petani ragu karena khawatir tren matcha hanya sesaat, sehingga enggan menanam komoditas yang lebih padat karya. Pemerintah Jepang kini menimbang pemberian subsidi agar petani berani beralih ke tencha.
Di sisi lain, sebagian pelaku industri berupaya memberi edukasi ke konsumen: tidak semua makanan atau minuman berbasis matcha harus memakai bubuk kualitas premium. Bahkan, kini sudah ada yang mulai melirik hojicha, teh Jepang beraroma gurih dengan kadar kafein lebih rendah, sebagai alternatif tren baru.***