Petani Milenial Belitung Garap 334 Hektare Sawah, Dorong Kemandirian Pangan Daerah

Selasa 30-09-2025,00:06 WIB
Reporter : Redaksi BE
Editor : Redaksi BE

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Gelombang baru regenerasi petani mulai terasa di Kabupaten Belitung. Para petani milenial yang tergabung dalam program Brigade Pangan (BP) kini berhasil menggarap lahan sawah seluas 334 hektare. 

Kehadiran mereka membawa optimisme baru bagi daerah dalam mewujudkan kemandirian pangan sekaligus modernisasi sektor pertanian.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Destika Efenly, menyebut langkah ini menjadi tonggak penting dalam mengurangi ketergantungan pangan dari luar daerah.

“Sebanyak 334 hektare lahan sawah telah dikelola oleh petani milenial. Tujuannya jelas, untuk mewujudkan daerah yang mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan,” kata Destika, dilansir dari Antara, Senin (29/9/2025).

BACA JUGA:PT Timah Genjot Eksplorasi, Bangun Pabrik Logam Mineral Ikutan di Babel

Tersebar di Dua Brigade Pangan

Menurut Destika, luasan tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar. Brigade Pangan I menggarap sekitar 105 hektare lahan sawah yang tersebar di delapan desa, yakni Desa Perawas, Air Saga, Batu Itam, Air Selumar, Cerucuk, Badau, Kacang Butor, dan Ibul. 

Lahan ini dikelola oleh sembilan kelompok tani dengan melibatkan pemuda desa setempat. Sementara itu, Brigade Pangan II menggarap area lebih luas, yakni 229 hektare sawah.

Lahan tersebut tersebar di Desa Bantan, Simpang Rusa, Lassar, Kembiri, Perpat, Membalong, Mentigi, dan Tanjung Rusa Kurang Mentigi.

“Kehadiran Brigade Pangan membuat lahan-lahan sawah yang selama ini terbengkalai kini mulai dibuka dan digarap sesuai mekanisme pertanian modern,” jelas Destika.

BACA JUGA:Jadwal Festival Desa Wisata Terong 2025, Angkat Pelestarian Alam & Budaya Belitung

Modernisasi Pertanian dengan Alsintan

Petani milenial Belitung memanfaatkan alat dan mesin pertanian modern (alsintan) dalam mengolah lahan. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas padi sekaligus memperluas indeks pertanaman.

“Dengan alsintan, mereka mampu mendorong modernisasi bidang pertanian. Produksi padi akan lebih optimal dan diharapkan bisa meningkatkan indeks pertanaman di Belitung,” ungkap Destika.

Meski begitu, ia mengakui ada sejumlah tantangan di lapangan. Salah satunya adalah kondisi vegetasi lahan yang cukup berat. Beberapa area bahkan memerlukan proses pembukaan lahan baru sebelum bisa digarap dengan baik.

“Ini memang kendala, karena ada lahan yang belum bisa diolah langsung dengan mesin. Namun semangat petani muda ini cukup tinggi, mereka tetap berusaha agar lahan-lahan tersebut bisa produktif,” ujar Destika.

Kategori :