PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Peluang ekspor lada Indonesia, khususnya lada putih asal Bangka Belitung (Babel), terus terbuka lebar. Jepang disebut menjadi salah satu pasar potensial terbesar karena hampir seluruh makanan di negeri sakura itu menggunakan lada sebagai bahan dasar bumbu.
“Konsumen lada di Jepang luar biasa, karena semua makanannya berbasis lada, garam, dan pala,” ujar Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Kuntoro Boga Andri, dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Lada Putih di Pangkalpinang, Kamis (13/11/2025).
Menurut Kuntoro, tingginya permintaan lada di Jepang dapat menjadi peluang besar untuk meningkatkan ekspor lada putih asal Kepulauan Bangka Belitung dan lada hitam dari Lampung. Namun, ia menyoroti adanya tantangan serius berupa menurunnya produksi lada nasional dalam beberapa tahun terakhir.
“Permintaan pasar dunia terhadap lada sangat tinggi. Sayangnya, produksi lada Indonesia terus menurun karena berkurangnya luas perkebunan,” ungkapnya.
BACA JUGA:Genjot Perluasan Lada Rakyat di Babel, Kementan Targetkan Kebangkitan Kejayaan Lada Putih
Berdasarkan data Kementan, produksi lada Indonesia pada 2025 tercatat sebanyak 63.461 ton, turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya: 62.625 ton (2024), 64.279 ton (2023), 75.205 ton (2022), 79.548 ton (2021), 82.379 ton (2020), dan 83.915 ton (2019).
Kuntoro menegaskan, pemerintah kini berfokus untuk mengembalikan kejayaan lada Indonesia, agar mampu bersaing dengan negara produsen lainnya seperti Vietnam, India, dan Pakistan. “Kita harus kembali menjadi pemain utama lada dunia,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel, Erwin Krisnawinata, menambahkan bahwa lada putih Bangka Belitung memiliki cita rasa yang khas dengan tingkat kepedasan tinggi, menjadikannya komoditas unggulan di pasar global.
“Ironisnya, data beberapa tahun terakhir menunjukkan tren yang memprihatinkan. Saat harga di pasar dunia membaik dan permintaan meningkat, justru banyak petani meninggalkan kebun lada mereka,” ujar Erwin.
BACA JUGA:Kronologi Kades Keciput Terjerat Kasus Dugaan Pemalsuan Surat dan Penipuan, Jual Lahan Rp2,1 Miliar
Ia berharap dukungan pemerintah pusat dan daerah dapat kembali menggairahkan sektor perkebunan lada rakyat di Babel, agar potensi ekspor ke Jepang dan negara lain bisa dimanfaatkan secara maksimal.***