Ekspor 100 Ton Kerapu Hidup Belitung Mandek Sepanjang 2025, Ini Penyebabnya

Kamis 27-11-2025,01:25 WIB
Reporter : Redaksi BE
Editor : Redaksi BE

“Karena hal ini terkait pemasaran ikan kerapu ke luar negeri. Supaya ekspor kerapu ini berjalan normal kembali dan itu kita usahakan,” katanya.

BACA JUGA:Pinjaman KUR BRI Rp100 Juta untuk UMKM November 2025, Ini Syarat, Simulasi Angsuran & Cara Pengajuan

Maka dari itu, Dinas Perikanan Belitung terus bertekad membantu pembudidaya ikan kerapu, apalagi ikan kerapu dan vaname menjadi program prima unggul Bupati Belitung.

“Bagaimana caranya ekspor ini tetap berjalan dan meningkatkan pendapatan terutama masyarakat pembudidaya,” pungkas Ade.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Belitung, Rekie Irawan, mengatakan pada bulan September 2025 lalu ada ekspor kerapu dari Natuna sekitar 6 ton.

Pengiriman itu merupakan yang perdana setelah adanya penahanan kapal oleh Negara China sebelumnya.

“Ekspor itu sudah tiba di negara tujuan akhir, tapi info terakhirnya ikan dari kita kurang laku di sana karena imbas dari hasil panen ikan budidaya di negara tersebut,” kata Rekie Irawan.

BACA JUGA:DEJAVA Grasstrack 2025 Siap Guncang Sirkuit Pulau Dapor Beltim, Catat Jadwalnya!

Menurut Rekie, berdasarkan informasi yang didapatnya, saat ini negara tujuan ekspor sudah mampu memproduksi ikan kerapu budidaya sendiri. “Nah itu kendala kita, jadi selama mereka bisa produksi sendiri, kita akan kalah,” ujar Rekie.

Rekie menjelaskan, pihaknya sudah berkonsultasi dengan Kementerian Kelautan Perikanan dan ditawarkan beberapa solusi, yakni mengubah pengiriman dari ikan hidup menjadi ikan segar. Namun, opsi tersebut dinilai sulit dilakukan karena harga pasti akan turun.

Selain itu, solusi lain adalah perubahan alat angkut --dari kapal menjadi pesawat terbang. Namun biaya ekspedisi dinilai terlalu mahal, termasuk biaya packing dan komponen lainnya.

Di sisi lain, kerapu asal Belitung mayoritas merupakan hasil budidaya, sementara pasar luar negeri lebih menyukai kerapu sunu tangkapan alam yang nilainya lebih tinggi.

BACA JUGA:Udara Bersih Jadi Daya Tarik Wisata, Belitung Daerah dengan Kualitas Udara Terbaik di Indonesia

“Tapi ternyata ongkos untuk ekspedisi juga sangat mahal, belum termasuk packing dan lain-lainnya. Selain itu, kerapu asal Belitung mayoritas berupa kerapu hasil budidaya yang nilainya kalah jauh apabila dibandingkan dengan ikan kerapu sunu tangkapan alam,” tandasnya.

Karena itulah, dalam waktu dekat Dinas Perikanan akan memfasilitasi pertemuan antara pihak eksportir dan pembudidaya yang ada di Belitung. Itu guna mencari solusi agar ikan kerapu hasil budidaya yang saat ini tertahan dapat kembali bangkit dan masuk pasar ekspor.***

Kategori :