Ekspor 100 Ton Kerapu Hidup Belitung Mandek Sepanjang 2025, Ini Penyebabnya

Kamis 27-11-2025,01:25 WIB
Reporter : Redaksi BE
Editor : Redaksi BE

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Stok kerapu hidup di Belitung melimpah hingga ratusan ton, namun ekspor komoditas unggulan tersebut justru mandek sepanjang 2025.

Dinas Perikanan Kabupaten Belitung kini terus berupaya mencari solusi agar pengiriman kembali normal, setelah berbagai hambatan membuat ekspor ke Hongkong tersendat sejak awal tahun.

Berbagai upaya dan solusi terus dicari dinas perikanan guna membantu agar para pembudidaya ikan kerapu bisa kembali melakukan ekspor ikan hidup.

Pasalnya, pada tahun 2025 ini hanya terjadi satu kali ekspor ikan kerapu ke negara Hongkong dengan jumlah hanya 5,7 ton.

Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, Ade Winarko mengungkapkan permasalahan yang menyebabkan tersendatnya ekspor ke negara Hongkong.

BACA JUGA:Program Pemberdayaan: UMKM Pesisir Belitung Timur Dapat Bantuan Alat Produksi Rp86 Juta

Pengiriman tersendat berkaitan dengan isu kapal pengangkut ikan berbendera Hongkong yang sebelumnya disebut-sebut tertangkap oleh Pemerintah China dengan alasan tertentu.

“Kita berupaya dan sudah beberapa kali rapat dengan Kementerian Kelautan Perikanan terkait khusus ekspor ikan kerapu dari Belitung ini,” katanya didampingi Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Rekie Irawan kepada Belitong Ekspres, Rabu (26/11/2025).

Menurut Ade, pada momen jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 belum ada rencana ekspor ikan kerapu ke negara tujuan. “Sampai saat ini belum ada informasi dari pembudidaya kita di Belitung mengenai ekspor ikan kerapu itu,” ujarnya.

Padahal, kata Ade, persediaan ikan kerapu di Belitung sangat banyak, mencapai sekitar 100 ton. Namun barang tersebut tidak bisa keluar atau ekspor.

BACA JUGA:Pemdes Selingsing Buka 15 Lowongan Kerja Padat Karya 2025, Ini Syarat & Upahnya

Ade menjelaskan, pihaknya juga sudah menyiapkan alternatif pemasaran ikan kerapu tersebut, misalnya dengan memasarkan di Pulau Belitung.

“Kita sudah jajaki pasar lokal baik Belitung dan Jakarta, tapi permintaan tidak terlalu banyak dan harganya juga masih rendah,” bebernya.

Oleh karena itu, kata Ade, pihaknya terus berupaya berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan Perikanan, khususnya Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.

Selain itu, mereka juga sudah meminta solusi agar ada pasar tujuan negara lain sebagai alternatif ekspor kerapu tersebut.

Kategori :