Kisah Alan Efendhi, Inovator Aloe Vera yang Menyemai Kehidupan di Lahan Gersang Gunungkidul

Kisah Alan Efendhi, Inovator Aloe Vera yang Menyemai Kehidupan di Lahan Gersang Gunungkidul

Alan Efendhi, inovator Aloe Vera penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 bidang Kewirausahaan-(Repro/Belitong Ekspres)-

Alan pun mengembangkan berbagai produk, mulai dari minuman aloe vera dalam kemasan cup hingga inovasi terbaru Aloe Liquid, jus lidah buaya dengan pemanis alami stevia.

"Produk ini rendah kalori, rendah kolesterol, serta telah mengantongi izin BPOM, label halal, dan hak kekayaan intelektual," kata pemuda inspiratif tersebut.

Dengan lahan yang ia kelola, omzet bersih Alan bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Produk-produknya telah dipasarkan secara daring melalui Instagram dan Shopee, serta distribusi langsung ke DIY, Jakarta, Bogor, hingga Bojong Gede.

Kesuksesan ini membawanya meraih SATU Indonesia Awards 2023 kategori Kewirausahaan, sebuah apresiasi bergengsi dari Astra untuk generasi muda inspiratif.

“Tahun 2021 saya sempat mendaftar tapi gagal. Tahun 2023 saya perbaiki narasi dan akhirnya lolos,” ujar Alan mengenang perjalanannya.

Produk andalannya adalah Aloe Liquid, minuman sehat berbahan dasar lidah buaya dengan pemanis alami daun Stevia. Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya konsumsi gula di masyarakat.

“Kalau mau bikin produk sehat, harus konsisten sejak awal. Karena itu saya pilih Stevia yang rendah kalori dan indeks glikemik,” jelasnya.

Aloe Liquid kini menjadi pionir di Indonesia, memadukan aloe vera dengan Stevia. Inovasi ini yang kemudian mengantarkan Alan meraih SATU Indonesia Awards 2023 bidang Kewirausahaan.

Bagi Alan, penghargaan tersebut bukan soal omzet atau besar kecilnya usaha, melainkan pengakuan bahwa usahanya memberi manfaat sosial dan lingkungan.

“Personal branding meningkat, produk kami lebih dipercaya, bahkan membuka peluang baru dengan industri kosmetik dan farmasi,” ungkapnya.

Setelah penghargaan itu, peluang kerja sama kian terbuka. Ia bekerja sama industri kosmetik dan farmasi, serta memperluas jaringan distribusi ke DIY, Jakarta, Bogor, hingga sebagian Jawa Timur.

"Alhamdulillah bisa membawa berkah. Saya bisa memberdayakan petani, membuka lapangan kerja, dan mengangkat nama kampung halaman Desa Katongan," ujar Alan.

Filosofi Hidup: Pulang, Berkarya, Memberdayakan


Rombongan ibu-ibu yang diajarkan cara mengolah lidah buaya--(Dok: Alan Efendhi)

Pulang kampung bagi Alan bukan langkah mundur. Justru dari desa ia menemukan misi hidup: dekat dengan orang tua, menjaga nilai-nilai keluarga, dan membangun tanah kelahiran.

“Petani memang sering dianggap tidak bergengsi. Tapi dunia ini tidak bisa hidup tanpa petani,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: