Buku \"Memenuhi Panggilan Rakyat\" Diluncurkan, Letkol Nav Rudy Bangga Bisa Mengenal Sosok Alm H. AS Hanandjoe

Buku \

BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN - Komandan Lanud H. AS Hanandjoeddin (Danlanud ASH), Letkol Nav Rudy Hartono, S.T., M.Han merasa bangga bisa bertugas dan menjadi bagian dari Masyarakat Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebab, ia bisa mengenal lebih jauh sosok Alm Letkol Pas (Purn) H. AS Hanandjoeddin. Hal ini disampaikan Letkol Nav Rudy Hartono usai menghadiri peluncuran buku karya Haril M Andersen dan Bambang Sutrisno yang berjudul, "Memenuhi Panggilan Rakyat : Kiprah dan Kenangan Sosok Bupati H. AS Hanandjoeddin", di Restoran Pandan House, Rabu (20/10) Buku ini berisi sepak terjang Letkol Pas (Purn) H. AS Hanandjoeddin semasa menjadi Bupati Belitung Periode Tahun 1967-1972. Namun sebelumnya, ia merupakan pejuang kemerdekaan dari TNI Angkatan Udara (TNI AU) yang turut merintis berdirinya TNI AU. Dengan kemahirannya dalam memperbaiki pesawat udara rampasan perang, yang menjadi modal awal berdirinya TNI AU sekaligus menunjukkan eksistensi TNI AU, di tengah kondisi sulit dan kritis pada masa itu. Ia juga memimpin konfrontasi fisik dengan penjajah, dengan menjadi komandan tempur di wilayah Malang dan sekitarnya. Kiprah H. AS Hanandjoeddin selama menjadi Bupati Belitung diawali dengan adanya permintaan dari masyarakat Belitung kepadanya dan AURI agar menjadi Bupati Belitung. Permintaan itu terutama dari Ikatan Keluarga Pelajar Belitung (IKPB) dan Ikatan Keluarga Masyarakat Belitung (IKMB). Pada saat itu ia masih bertugas sebagai Perwira DP Komandan Lanuma Abdulrachman Saleh Malang. H. AS Hanandjoeddin dilantik sebagai Bupati Belitung pada tanggal 22 Mei 1967. Selama menjadi Bupati, perannya sangat besar dalam membangun Belitung. Hal ini tergambar dari dokumen APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) selama ia menjabat sebagai Bupati. Pertama adalah menstabilkan kondisi sosial, keamanan maupun ekonomi Belitung pasca peristiwa G 30 S PKI. Salah satu perannya dalam menstabilkan kondisi ekonomi yaitu mengatasi kelangkaan beras di Belitung dengan mendorong pemerintah membangun Kantor Cabang Bulog di Tanjungpandan, operasi pasar dan melancarkan jalur distribusi baik melalui transportasi laut maupun udara. Kedua, menggenjot pajak dan retribusi untuk pendapatan daerah. Pada semester kedua, Bulan Juli-Desember 1967, di awal kepemimpinannya, APBD Belitung hanya sebesar Rp 2.055.000,00. Namun, pada tahun anggaran 1968 mengalami peningkatan sebesar Rp 34.960.670,33 (meningkat 1700%). Kenaikan ini berasal dari pendirian perusahaan daerah (BUMD), retribusi kaolin, diversifikasi pajak dan retribusi, penetapan perda pasar dan sebagainya. Ketiga, terobosan bidang pendidikan. Beberapa terobosan di bidang pendidikan di masa Bupati H. AS Hanandjoeddin yaitu mendorong berdirinya Sekolah Tinggi Hukum Belitung (STHB), Cabang Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, membangun infrastruktur pendidikan seperti perbaikan bangunan sekolah, membangun sekolah baru dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah, dan mengatasi kelangkaan guru dan kebutuhan guru yang mendesak, diadakan Kursus Kilat Pendidikan Guru (KKPG) selama enam bulan untuk lulusan Sekolah Rakyat. Hampir 100-an lebih guru dilantik menjelang akhir Juli 1968. Keempat, merintis Pariwisata di Belitung. Salah satunya yaitu di Tanjung Kelayang, dengan membangun hotel yang dinamakan 'Pesanggrehan Nyiur Melambai'. Fasilitas yang ada berupa 40 kamar, dilengkapi dengan mess, lapangan bulu tangkis dan kolam renang. Selain di Tanjungkelayang, ia juga membangun Pesanggrehan di Pantai Tambelan dan Teluk Gembira. Selain itu, ia juga membenahi Hotel Dian, Guest House milik Pemda Belitung. Kelima, membangun infrastruktur daerah, seperti perbaikan dan pembangunan jalan, pembangunan fasilitas pendidikan, membangun Rumah Dinas Bupati Belitung, Markas Lanud, Gedung Wanita, Kantor Kecamatan dan masih banyak lagi. Keenam, menginisiasi terbentuknya Provinsi Bangka Belitung, walaupun tidak terlaksana hingga masa jabatannya berakhir, dengan adanya 'Ikrar Tanjung Kelayang' yang menuntut kepulauan Bangka dan Belitung berpisah dari Provinsi Sumatera Selatan. "Sebagai insan TNI Angkatan Udara saya merasa bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh Alm Bapak H. AS Hanandjoeddin. Sebab pribadi beliau yang bersahaja, tanggap dengan kebutuhan masyarakat dan begitu cepat dalam mengambil tindakan yang progresif tersebut terbukti sangat relevan untuk pembangunan dimasa kini," kata Letkol Nav Rudy. Menurut pria Kelahiran Blitar, Jawa Timur itu, tinta emas yang telah ditorehkan oleh Letkol Pas (Purn) H. AS Hanandjoeddin tersebut patut diteladani. Terlebih dari generasi muda sekarang sebagai generasi penerus bangsa. "Ingat pesan Bung Karno, Presiden Pertama RI. Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sebab pengalaman masa lalu adalah hal yang berharga untuk kita menatap kearah yang lebih baik lagi kedepannya. Dan, buku ini juga akan menjadi cikal bakal kita untuk mengusulkan kembali Bapak Letkol Pas (Purn) H. AS Hanandjoeddin menjadi Pahlawan Nasional dari Pulau Belitung," pesan Lulusan AAU 2001 itu. Untuk diketahui acara puluncuran Buku 'Memenuhi Panggilan Rakyat : Kiprah dan Kenangan Sosok Bupati H. AS Hanandjoeddin.', ini juga dihadiri secara virtual oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Sofyan. Hadir pula, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman, Marsekal Muda TNI (Purn) Tatang Kurniadi, Dankorpaskhas diwakili Kolonel Pas. Nasser, Bupati Belitung Sahani Saleh, Ketua DPRD Beltim Fezzi Uktolseja, Ketua Komisi III DPRD Belitung Mahyudin, Dandim 0414/Belitung Letkol Inf Mustofa Akbar, Kapolres Belitung AKBP Tris Lesmana Zeviansyah, DanposAL Tanjungpandan, Keluarga Besar H. AS Hanandjoeddin dan tokoh masyarakat Belitung. (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: