Sumber Air Baku Sungai Lenggang Masih Lebih Baik

Sumber Air Baku Sungai Lenggang Masih Lebih Baik

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Sampai saat ini kondisi sumber air baku di Sungai Lenggang ternyata masih relatif lebih baik dibandingkan sumber air baku di Manggar dan Kelapa Kampit yang dikelola Perumda Beltim. Meskipun kondisi sumber air baku di Sungai Lenggang mengalami kekeruhan akibat aktifitas lain. Hal ini diungkapkan Direktur Perumda Beltim M Zubair saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (31/3) kemarin. Menurutnya, kualitas air baku pengolahan PDAM Gantung masih terbantu kondisi PH air yang tinggi. "Jenisnya beda-beda, baik karakteristik dan tantangannya berbeda-berbeda," ujar Zubair saat menyebutkan 3 zona pelayanan PDAM di Beltim. Pelayanan pelanggan Kecamatan Gantung, proses pengolahan air baku lebih banyak kendala fisika dikarenakan ada proses sedimentasi yang terlalu cepat, ditandai kekeruhan air. "Selama ini peralatan kita masih mampulah mengolahnya karena tingkat kekeruhannya masih dibawah ambang batas dengan peralatan kita. Cuman waktu pengolahan agak lebih lama, jadi kapasitas produksi kita yang seharusnya 20 liter per detik hanya bisa 17-18 liter perdetik. Kemungkinan tidak maksimal tapi kita masih mampu," jelas Zubair. Pelayanan pelanggan Kecamatan Manggar, memanfaatkan kulong eks tambang PT Timah. Meskipun airnya bening beda dengan Gantung. Tapi kendalanya adalah kendala kimia karena PH rendah sehingga tingkat keasamannya tinggi. "Oleh karena itu sekarang kita kelola, kita tambahkan bahan kimia sedikit tidak terlalu tinggi mengingat biayanya yang mahal," kata Zubair. Sementara pelayanan pelanggan Kelapa Kampit mengalami pelapukan sedimen di air baku. Karena berada ada diatas gunung dan dimanfaatkan sejak penambangan BPH maka ada kandungan semacam arang hitam. "Sudah kita konsultasikan dan kemungkinan pelapukan kayu berwarna hitam. Jadi antisipasinya kita pasang jebakan-jebakan di pipa dan harus sering dibersihkan," jelas Zubair. Kedepan, Zubair menyatakan sudah memiliki rencana pengelolaan air baku yakni sistem integrasi satu sumber air baku. "Salah satu pilihannya sungai Lenggang. Setelah disurvei oleh SDA Kementerian ternyata cocok dan pada tahun 2021 ada perencanaan dan selesai dokumennya," sebut Zubair. Sebagai tambahan, Zubair mengatakan pihaknya telah mempresentasikan rencana tersebut di LIPI beberapa waktu lalu. Namun karena ada perubahan nomenklatur LIPI menjadi BRIN maka masih melalui proses penyesuaian administrasi. "Kita membuat PKS bersama LIPI untuk peningkatan kualitas air. Seharusnya Januari atau Februari (2022) sudah action tapi karena LIPI baru lebur menjadi BRIN jadi administrasi juga masih penyesuaian," tukasnya. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: