Remaja dan Ilusi 'Keren' Merokok

Remaja dan Ilusi 'Keren' Merokok

Vilenko Jocendo--

Peredaran rokok juga sering terjadi karena pergaulan. Ketika suatu pergaulan tersebut diisi oleh banyak perokok, maka orang yang termasuk di pergaulan itu pun lambat laun akan mengikuti perilaku buruk tersebut. 

Kebanyakan dari perokok yang telah mengalami kecanduan dimulai dari ajakan teman. Sekuat apapun niat dia untuk menghindarinya, tetap pada akhirnya ia akan mengikuti perilaku pergaulan tersebut. 

Bahkan, meskipun dia tidak menjadi perokok aktif (orang yang merokok langsung), dia tetap menjadi seorang perokok pasif (orang yang hanya terpapar asap perokok lain) yang dampaknya juga tidak main-main.

Banyak gejala yang akan dialami oleh remaja yang merokok. Para remaja yang merokok cenderung menutupi perilakunya tersebut ke masyarakat, namun cenderung terbuka kepada teman-teman yang sudah dianggap dekat olehnya. 

BACA JUGA:Generasi Muda Dalam Lingkaran Rasisme

Beberapa gejala yang akan timbul oleh remaja yang merokok antara lain bau asap pada pakaian, sering batuk, suara menjadi serak, mulut menjadi bau, kinerja tubuh menurun, hingga kesehatan mulut yang bermasalah. Gejala-gejala ini banyak memengaruhi kehidupan pribadi dari remaja itu sendiri, sehingga sering menjadi masalah dengan masalah-masalah lainnya.

Menurut pandangan penulis, perilaku merokok yang banyak dilakukan oleh remaja zaman sekarang memiliki latar belakang. Kebanyakan remaja yang merokok ingin keluar dari zona tersebut, namun banyak hal yang menghalanginya, seperti pengaruh teman, media massa, maupun pola pikir dari remaja itu sendiri. 

Para remaja yang merokok ini awal mulanya hanya mencoba coba saja, tetapi setelah itu mulai berkelanjutan, dan akhirnya kecanduan. Solusi untuk remaja yang belum pernah mencoba rokok adalah dengan menjauhi segala hal yang berhubungan dengan mengonsumsi rokok. 

Selain itu, carilah lingkungan pertemanan yang baik dan berkualitas supaya kebiasaan buruk seperti merokok dapat terhindar. Untuk remaja yang sudah kecanduan, dapat menguatkan diri dengan pematangan emosi maupun pikiran melalui lingkungan terdekat, seperti keluarga dan guru. 

Kemudian, bisa dilakukan dengan mencari kebiasaan baik untuk mengisi waktu kosong, seperti mengembangkan hobi yang dimiliki, meningkatkan skill baru, membantu orang tua, dan berusaha untuk meningkatkan kualitas diri dengan cara lainnya.

BACA JUGA:Peta Mutu Sekolah

Semoga artikel ini dapat menginspirasi remaja untuk mewaspadai bahayanya rokok dan peduli terhadap kesehatan mereka. Penulis juga berharap kepada orang tua untuk selalu mengontrol perilaku dan lingkungan anak-anaknya. Karena remaja merupakan generasi penerus yang akan memajukan bangsa ini. Stop merokok! 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: