Kisah Inspiratif Guru SMAN 1 Manggar, Ares Faujian Raih Beasiswa Program AFS Global STEM Educators 2024
Ares Faujian, guru sosiologi SMAN 1 Manggar yang meraih beasiswa Program AFS Global STEM Educators 2024-Istimewa-
Selama 6 pekan, Ares mengikuti berbagai materi dari AFS Intercultural Programs. Pekan pertama diawali dengan pembukaan dan materi kuliah dasar. Pekan kedua mencakup topik seperti gaya belajar, budaya dan identitas, keluar dari zona nyaman, mengamati konteks, dan perbedaan yang bertabrakan.
Di pekan ketiga, materi meliputi empati dan mendengarkan, stereotip dan generalisasi, menangguhkan penilaian, dimensi nilai budaya, dan gaya komunikasi. Pekan keempat fokus pada cara mengatasi konflik, masyarakat yang terpolarisasi, keragaman spiritual, memahami ketidaksetaraan, dan mikroagresi.
BACA JUGA:Kejati Tahan 7 Tersangka Kasus Korupsi KUR Bank Sumsel Babel Rp20 Miliar
Pekan kelima membahas keterampilan abad ke-21, pengajaran SDGs, tindakan, dan pengajaran yang kompeten secara global. Program ini diakhiri pada pekan terakhir dengan pembahasan pasca program dan penutupan pada 3 Agustus 2024.
Pembahasan pasca program dan penutupan dipimpin oleh Dylan Peterson (koordinator program), Maxine Cleminson (manajer program outreach dan pendidikan), Efrem Fisher (chief program officer), serta para fasilitator dan peserta.
Materi yang disampaikan oleh fasilitator dan melalui aplikasi Bridge sangat bermanfaat dan dapat diadopsi atau diadaptasi dalam pembelajaran di sekolah.
Ares menilai bahwa materi dalam program ini memperkuat penerapan pembelajaran diferensiasi di Indonesia, khususnya dalam konteks Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA:Prediksi Pasangan Calon Pilkada Beltim 2024: Pertarungan Sengit Antara 2 Kandidat
BACA JUGA:Total Kekayaan Darmawan Prasodjo, Bos PLN Tajir Melintir dengan Segudang Prestasi
Program ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman siswa, termasuk pentingnya mengenali gaya komunikasi siswa, memahami ketidaksetaraan, dan mengenali agresi mikro yang bisa berpotensi menjadi perundungan di kelas.
Sebagai contoh, Ares mengingatkan tentang praktik seperti mengganti nama asli siswa dengan nama lain untuk mempermudah panggilan atau menggunakan panggilan yang kurang menyenangkan. "Meskipun terlihat sepele, hal-hal kecil seperti ini dapat berdampak besar," ujarnya.
Oleh karena itu, Ares berharap dapat menyebarluaskan materi yang diterimanya melalui tulisan di media massa atau saat diundang sebagai narasumber. "Karena dampak yang terjadi pada skala lokal seringkali juga memengaruhi lingkup global," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: belitongekspres.com