Awal Mula Terungkapnya Korupsi Pertamina Patra Niaga yang Rugikan Negara Rp193,7 Triliun

Direktur Utama atau Dirut Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan yang ditetapkan sebagai karena oplos BBM Pertalie menjadi Pertamax--(Antara)
BELITONGEKSPRES.CO.ID - Terungkapnya kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di lingkungan Pertamina ternyata berawal dari banyak keluhan dari masyarakat terkait kualitas BBM.
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap bahwa dugaan korupsi Pertamina Patra Niaga yang berlangsung pada 2018–2023 ini telah merugikan negara kurang lebih hingga Rp193,7 triliun.
Juru Bicara Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa penyelidikan bermula dari keluhan penurunan kualitas BBM serta kenaikan harga yang memberatkan masyarakat.
Dari temuan awal tersebut, tim Kejagung mulai melakukan pengkajian mendalam dengan melibatkan para ahli hingga akhirnya menemukan indikasi tindak pidana korupsi di tubuh Pertamina.
BACA JUGA:Tabel Lengkap Angsuran Pinjaman KUR BRI 2025: Plafon Rp1-150 Juta, Cicilan Mulai Rp88 Ribu
Kasus ini kemudian masuk dalam penyelidikan Kejagung dan secara resmi teregister dalam surat perintah penyidikan (sprindik) nomor PRIN-59/F.2/Fd.2/10/2024 tertanggal 24 Oktober 2024.
"Awalnya dari itu (indikasi buruknya kualitas BBM). Dari situ, dilakukan telaahan hingga akhirnya penyelidikan dimulai," ungkap Harli Siregar kepada wartawan, Selasa 26 Februari 2025.
Selain masalah kualitas BBM, dugaan korupsi semakin menguat setelah dikaitkan dengan kenaikan harga yang berdampak langsung pada masyarakat.
Temuan tersebut kemudian ditelaah lebih lanjut oleh Kejaksaan Agung bersama para ahli guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
BACA JUGA:Skandal Korupsi: Pertamina Klarifikasi Dugaan Oplosan Pertalite Jadi Pertamax, Ini Faktanya
Dalam perkembangannya, pihak Kejagung dan para ahli kemudian menemukan adanya dugaan tindak pidana korupsi di lingkungan Pertamina.
Tak hanya itu, Kejagunng selalu melakukan pemantauan, penggambaran, bahkan pengawasan terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat.
"Penyelidikan memang dilakukan pada 2024, tetapi rangkaian peristiwa sebelumnya menjadi dasar untuk memperkuat argumentasi dalam proses hukum ini," pungkasnya.
7 Orang Resmi Jadi Tersangka
Dari pengungkapan kasus ini Kejagung menetapkan tujuh orang sebagai tersangka. Salah satu nama besar yang terseret adalah Direktur Utama atau Dirut Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: