Berbekal Pinjaman Modal dan Pendampingan BRI, Perempuan Ini Dirikan KWT di Kaki Gunung Ciremai

Berbekal pinjaman modal dan pendampingan BRI, perempuan tangguh bernama Hayanah berhasil dirikan Kelompok Tani Wanita (KWT) di Kaki Gunung Ciremai, Desa Sembawa, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan-(Istimewa/BRI)-
BACA JUGA:Dorong UMKM dan Ekonomi Grassroot, BRI Salurkan Kredit Mikro Rp632 Triliun
Kini, anggota KWT Sri Mandiri telah bertambah menjadi lebih dari 100 orang. Produknya pun semakin bervariasi dan telah menjangkau pasar yang lebih luas.
Titik balik terbesar terjadi saat mereka berhasil menjalin kemitraan dengan jaringan ritel modern. Produk olahan ubi jalar KWT Sri Mandiri kini tersedia di lebih dari 1.400 gerai minimarket di wilayah Cirebon hingga Brebes.
Tak hanya pasar domestik, produk KWT Sri Mandiri juga mulai menembus pasar internasional, meskipun dalam skala terbatas. Produk mereka telah dikirim ke Malaysia dan Korea.
Saat pandemi Covid-19 menghantam, pengiriman ke Bali sempat terhenti, namun Kelompok Wanita Tani ini justru memperkuat distribusi di Jabodetabek dan wilayah Cirebon.
BACA JUGA:Kokohkan Fundamental, Ini Strategi BRI Tumbuh Berkelanjutan di Tengah Gejolak Ekonomi
Kiprah KWT Sri Mandiri tak lepas dari peran penting BBRI. Tahun 2010, Hayanah mendapatkan pinjaman awal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI untuk mengembangkan usahanya.
Modal tersebut digunakan untuk membeli mesin, membangun fasilitas produksi, dan membeli lahan untuk perluasan rumah produksi. Selain permodalan, KWT juga mendapatkan bantuan alat pengolahan tepung dari BRI Peduli pada tahun 2022.
“Bantuan ini sangat membantu dalam meningkatkan produksi, meskipun kapasitas mesinnya masih terbatas. Walau belum bisa memenuhi seluruh permintaan, saya tetap bersyukur karena sudah bisa memproduksi sendiri,” tutur Hayanah.
Dampak sosial dari Kelompok Wanita Tani Sri Mandiri pun tak kalah besar. Perempuan-perempuan desa yang sebelumnya hanya mengurus rumah kini memiliki penghasilan dan kemandirian finansial.
BACA JUGA:Tren Gaya Hidup Sehat Meningkat, BRI Berdayakan UMKM Produsen Gula Aren Tangkap Peluang Pasar
Mereka mampu membantu ekonomi keluarga dan membuktikan bahwa perempuan desa kaki Gunung Ciremai pun bisa berkontribusi dalam pembangunan.
“Kami bukan hanya mencari uang, tetapi juga ilmu dan kebersamaan. Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan punya kekuatan untuk bertahan dan berkembang,” ungkap Hayanah penuh semangat.
Tak lupa, ia mengajak perempuan lainnya agar tidak takut melangkah ke dunia usaha. Menurutnya, rasa takut dan minder adalah penghalang terbesar yang harus dilawan.
Ia percaya bahwa tekad kuat dan niat ibadah akan membuka jalan kesuksesan. "Jika niat kita bekerja adalah ibadah dan demi kesejahteraan keluarga, Insya Allah jalan akan terbuka lebar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: