BACA JUGA:Kakak Kandung Sempat Tak Percaya Bustami Tewas Dibunuh, dari Belitung Pamit ke Purworejo
Kembali pada Bharada e sang penembak jitu. Jika dilihat dari rekam jejaknya, dia sosok pekerja keras, tekun, berprestasi dan penolong.
Sosok Eliezer dikenal baik. Citra dirinya tergambar dalam salah satu unggahannya di Instagram @r.lumiu.
Di Instagram tersebut Eliezer banyak mengabadikan momen aktivitasnya. Satu di antaranya panjat tebing. Hobi yang digemarinya.
Pada unggahannya, Bharada E pernah mendapat peringkat ketiga lomba panjat tebing “Bolmut Open Climbing Competition 2017” untuk kategori kelompok umur 19 tahun.
BACA JUGA:Sambut Peserta KTT G20, Yoga Nursiwan: Pengembangan Geosite di Pulau Belitung Prioritas Utama
Ia juga pernah mewakili Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Manado dalam kompetisi yang diselenggarakan pada 4-6 Agustus 2017. Lumayan prestasinya.
Tidak hanya kegiatan panjat tebing, Bharada E juga sering mengunggah momen mendaki gunung.
Dia juga sempat mencapai puncak Gunung Klabat, Gunung Lokon, dan Gunung Soputan mungkin juga Gunung Krakatau di Selat Sunda.
Ia juga memiliki kemampuan lain yakni ahli vertical rescue. Ahli vertical rescue biasanya dimiliki oleh mereka yang gemar panjat tebing karena terlatih menggunakan Wall Climbing.
BACA JUGA:Pengacara Tersangka Bharada E Resmi Mengundurkan Diri, Apa Alasannya?
Nah, fakta di atas seakan berbanding terbalik dengan kasus yang kini menimpanya. Bharada Eliezer kini berstatus tersangka dengan ancaman 15 tahun penjara.
Benarkan dia pembunuhnya? Sengaja dia membunuh karena terdesak? Ada yang menyuruhnya? Semua belum terjawab tuntas oleh sang penembak jitu.
Selain penembak jitu, Bharada Eliezer diklaim sebagai pelatih menembak di Resimen Brimob Polri. Padahal usianya baru 24 tahun. Hebat bukan.
Muncul pula klaim lain Eliezer dibekali senapan yang bukan standar untuk seorang Bharada. Senjata pegangannya jenis Glock. Hebat lagi.
BACA JUGA:Warga Belitung Ini Tewas Bersimbah Darah di Jawa Tengah, Diduga Korban Pembunuhan