“Kok ada yang janggal ya,” ucap praktisi hukum Syamsul Arifin seperti dilansir Belitong Ekspres dari Disway.id, Minggu, 7 Agustus 2022.
Faktanya, LPSK mengungkap bahwa Bharada E baru memegang pistol pada November 2021. Latihan menembaknya saja baru Maret 2022 di Senayan.
“Masuk logika gak? baru Maret kemarin latihan menembak. Lalu disebut sniper atau penembak jitu bahkan pelatih. Hebat banget. Penembak jitu yang mahal,” papar Syamsul.
BACA JUGA:Xiao Resmi Jadi Maskot Kejuaraan
Mengapa mahal, sambung Syamsul Arifin, karena memiliki kemampuan diluar batas orang berpikir sehat.
“Belum lama berlatih dan pegang senjata sudah jadi pelatih, di salah satu korps lagi. Ini macan namanya. Maka mahal harganya,” sindir Syamsul.
Hebatnya lagi, Bharada E sudah memegang Glock 17 buatan Austria Kaliber 9 X 19 mm dengan kapasitas 17 peluru. “Luar biasa. Sekelas Bharada lho sudah pegang Glock 17,” ujarnya.
Lantas apa benar Glock 17 punya Bharada E? yang pasti senjata itu bukan senjata sembarangan. “Harganya sekelas mobil,” timpalnya.
BACA JUGA:Kejuaraan Nasional Wushu Piala Presiden Disambut Gembira
Syamsul yakin Bharada E akan mengurai semua fakta peristiwa berdarah itu dengan jujur, dan detail.
“Karena serapi apapun skenario kejahatan ditutupi, suatu saat tercium juga,” sebut Syamsul.
Jika dilihat siapa di balik Brigadir E, cukup masuk akal karena dia seorang sopir ‘bos’ Satgassus Merah Putih.
Satgassus merupakan Satuan tugas di bawah kendali Irjen Pol Ferdy Sambo sosok yang belakangan dicopot dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri usai diperiksa Bareskrim.
Tujuan Irjen Pol Ferdy Sambo dicopot tentu sudah jelas. Manfaatnya memperlancar gerakan Bareskrim Polri.
BACA JUGA:Ada Apa di Balik Kasus Kematian Brigadir J? Komnas HAM Bingung Sendiri Karena Ini
Terutama dalam menyidik kasus berdarah di rumah dinas Ferdy Sambo Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan yang kabarnya menyebabkan PC masih trauma.