Tragedi Arema FC vs Persebaya di Kanjuruhan, Sepak Bola Paling Berdarah Dunia, Ratusan Suporter Meninggal

Minggu 02-10-2022,23:07 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Tragedi paling 'berdarah' di dunia terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022.

Ratusan suporter dan dua polisi meninggal dunia, usai Laga Arema FC vs Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 musim 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, tersebut.

Sejarah kelam sepak bola Indonesia dipicu buntut Arema FC selaku tim tuan rumah mengakhiri laga bertajuk derby Jawa Timur, dengan kekalahan di stadion yang dibangun pada 1997 itu.

Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya. Ini menjadi sejarah bagi Persebaya Surabaya untuk kali pertama menang atas Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang pasca penantian 23 tahun.

BACA JUGA:Belitung Memenuhi Syarat Sebagai Venue Triathlon Internasional, Lebih Cocok Dibanding Daerah Lain

Hingga Minggu, 2 Oktoberb 2022, data korban luka dan meninggal masih simpang siur dan banyak versi. Seperti disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Widjayanto Wijoyo.

Widjayanto Wijoyo menyatakan bahwa korban luka ada 191 orang dan meninggal dunia total 130 orang. Jumlah korban tersebut berdasarkan data masuk dalam tabulasi. 

"Total korban luka ada 191, itu termasuk yang luka ringan dan berat. Korban meninggal 130," terang Widjayanto dikutip dari disway.id, pada Minggu (2/10). 

Dia juga menyatakan untuk pasien yang mengalami luka ringan sudah langsung dipulangkan. Mengejutkan,  Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur itu melampaui tragedi Hillsborough yang terkenal di seantero dunia.

Tragedi ini menelan sedikitnya 130 korban jiwa, bahkan kemungkinan bakal bertambal. Insiden tersebut bermula setelah peluit panjang dibunyikan wasit.

BACA JUGA:Soal Rencana Oktober Fest atau 'Minum Beer Sepuasnya', GM BW Suite Hotel Klarifikasi

Terlihat banyak suporter tuan rumah atau Aremania merangsek masuk ke lapangan karena tidak puas dengan kekalahan tim mereka 3-2 dari rival Jawa Timur, Persebaya Surabaya.

Kondisi kian tak terkendali, polisi pun menembakkan gas air mata. Celakanya, arah tembakan tak cuma mengenai mereka yang di lapangan tapi juga yang ada di tribune.

Kepanikan pun terjadi hingga banyak korban meninggal karena berdesak-desakan dan terinjak saat berusaha mencari jalan keluar dari stadion. Angka kematian tersebut jelas mengejutkan.

Pasalnya lebih besar dari tragedi Hillsborough yang juga terjadi di dunia sepakbola. Tragedi yang terkenal di seantero dunia itu terjadi di Hillsborough, Inggris pada 15 April 1989.

Kategori :