BACA JUGA:19 Pelajar SMA Belitung Dikukuhkan Menjadi Anggota Saka Dirgantara
Isyak juga meminta manajemen rumah sakit tersebut untuk berkonsultasi ke pusat agar dapat mengintegrasikan data di dinas kependudukan dan pencatatan sipil (dukcapil) ke rumah sakit.
Dengan demikian, tidak perlu ada pengambilan sidik jari yang berulang-ulang. Lalu, ada satgas prioritas mengenakan rompi khusus untuk melayani pasien disabilitas, lansia, dan orang hamil.
Termasuk pengaktifan layanan Besadu atau Belitung Saluran Aspirasi dan Pengaduan diaktifkan sehingga masyarakat tahu kemana harus mengadukan kalau ada pelayanan yang kurang bagus.
“Saya minta kerja cepat dan dokter-dokter spesialis dilengkapi asisten dan tab (tablet) sehingga bisa tahu catatan medis pasien sebelum sampai ke ruang pasien, jangan sampai ada alasan komputer di ruang,” ujarnya.
“Pakai tab paling gampang, di Jakarta dokternya pakai tab. Tab itu berapa sih? Kalau satunya Rp6 juta, untuk 10 orang Rp60 juta, untuk pelayanan publik Rp180 ribu jiwa orang, gampang,” imbuh Isyak.
BACA JUGA:KRPI Unjuk Rasa Tolak RUU Kesehatan, Saepul: Jangan Rampas Uang Kami
Oleh karena itu, ia meminta manajemen RSUD Marsidi Judono membuat inovasi dalam memperbaiki kinerja sekaligus masukan dari masyarakat untuk mempercepat layanan publik di rumah sakit.
“Saya minta satu bulan dari sekarang sudah ada inovasi baru yang dilaunching dan publik harus tahu,” tandas Isyak.