Wiseman mengawali penelitiannya dengan memasang iklan di koran nasional dan majalah. Dia kemudian meminta orang yang selalu beruntung atau tidak beruntung untuk menghubunginya.
Selama bertahun-tahun sekitar 400-an orang pria wanita dari 18 tahun sampai 84 tahun datang kepadanya. Orang beruntung itu dari berbagai macam latar belakang.
Contohnya Jessica, Ilmuwan Forensik berusia 42 tahun. Dia mengatakan, "Saya memiliki pekerjaan yang saya cita-citakan, dua anak yang menyenangkan dan pria yang saya sangat cintai. Luar biasa jika memandang masa lalu saya. Saya menyadari selalu beruntung di semua hal."
Sebaliknya Caroline, Perawat berusia 34 tahun merasa sebagai orang yang selalu sial. Ia gampang cenderung mudah mengalami kecelakaan. Saat berjalan ia terkilir karena terperosok ke lubang jalan.
Suatu hari, tulang belakang Caroline cedera karena jatuh, sampai saat belajar menyetir, menabrakkan mobil ke pohon. Ia juga tak beruntung dalam hal asmara dan merasa selalu berada di tempat yang salah, pada saat yang salah.
BACA JUGA:Nggak Perlu Skill! Game Ini Hasilkan Saldo DANA Gratis Rp 150 Ribu Setiap Hari, Buruan Coba
Bertahun-tahun Wiseman mewawancarai orang-orang ini dan mereka diminta mengisi buku harian, memberi jawaban, melakukan Test IQ, dan mengundang mereka ikut dalam sejumlah percobaan.
Hasilnya, menurut Wiseman, orang-orang itu memang tidak tahu mengapa mereka selalu beruntung atau selalu sial. Namun menurut penelitian Wiseman, pikiran dan perilaku mereka yang menyebabkan keberuntungan atau tidak keberuntungan itu.
Misal, bagaimana orang yang selalu beruntung, selalu bisa melihat peluang. Sedang, orang yang sial tidak pernah bisa melihat peluang.
Richard Wiseman melakukan percobaan sederhana untuk melihat bagaimana orang bisa melihat peluang atau tidak. Wisemen memberi orang yang beruntung dan tidak beruntung sebuah koran. Dia meminta orang-orang itu menghitung jumlah foto di dalam koran itu. Rata-rata, orang yang tidak beruntung memerlukan dua menit untuk menghitung foto. Tapi orang-orang yang beruntung hanya butuh 1 atau 2 detik.
Mengapa bisa demikian? Di halaman kedua koran itu terdapat huruf sebesar 5 cm dan mengisi setengah halaman yang bertuliskan, berhenti menghitung, ada 43 foto di koran ini. Orang yang beruntung bisa melihat tulisan mencolok itu, sedang orang sial tidak bisa melihatnya.
Richard Wiseman juga meletakkan tulisan seukuran sama di bagian tengah koran. Tulisannya berhenti menghitung, bilang pada si peneliti jika kamu sudah melihat ini dan mendapatkan 250 Poundsterling.
Tapi kembali orang yang tidak beruntung itu tidak melihat tulisan itu, sehingga tidak bisa mendapatkan 250 Poundsterling tersebut.
Orang yang tidak beruntung terlalu sibuk menghitung foto, sehingga gagal memanfaatkan dua peluang di satu koran saja.
Tes kepribadian juga memperlihatkan bahwa orang yang tidak beruntung pada dasarnya lebih tegang dari pada yang beruntung. Ketegangan ini membuat mereka tidak bisa menangkap hal-hal di luar dugaan yang kadang menguntungkan.
BACA JUGA:Aplikasi Penghasil Saldo DANA Cair Tercepat, Bahkan Tanpa Modal atau Deposit Sepeser pun