Apa Itu Bromat dan Kadar Aman untuk Dikonsumsi? Zat Berbahaya Dalam Air Kemasan yang Lagi Viral

Kamis 11-04-2024,22:47 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

Oleh karena itu, proses penyaringan air minum harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kandungan bromat masuk ke dalam AMDK.

BACA JUGA:Ampuh Turunkan Kadar Kreatinin, Ini 6 Sayuran yang Aman untuk Penderita Sakit Ginjal

BACA JUGA:Waspada Efek Samping Minyak Zaitun: Tips Aman untuk Penggunaan Kulit Wajah

Penting untuk melakukan pengujian dan analisis air tanah secara teratur guna memastikan bahwa kandungan bromat dalam AMDK tetap dalam batas aman yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Dengan memahami risiko yang terkait dengan kandungan bromat dalam air mineral, konsumen diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam memilih produk yang aman untuk kesehatan mereka.

Bahaya Bromat Dalam Jumlah Tingi

Bromat, senyawa yang sering kali terdapat dalam makanan dan minuman, dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia.

Kehadirannya dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada organ internal seperti ginjal dan hati, serta meningkatkan risiko terkena kanker, menurut sejumlah penelitian.

BACA JUGA:Menjaga Kesehatan di Usia 50 Tahun ke Atas, Pilih Olahraga yang Aman

BACA JUGA:Benarkah Konsumsi Kedelai Bisa Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Penjelasannya

Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian besar kasus keracunan bromat pada manusia disebabkan oleh penelanan cairan secara tidak sengaja atau disengaja, yang biasanya mengandung sekitar 2% kalium bromat atau 10% natrium bromat.

Anak-anak rentan terhadap efek negatif bromat. Dilaporkan bahwa keracunan serius terjadi setelah menelan 60-120 ml kalium bromat 2% (setara dengan 46-92 mg bromat per kg berat badan per hari untuk anak berat 20 kg). 

Dosis mematikan kalium bromat diperkirakan berada di kisaran 200-500 mg/kg berat badan (atau setara dengan 150-385 mg bromat per kg berat badan).

Efek toksik dari bromat mencakup mual, muntah, nyeri perut, anuria, dan diare, serta tingkat depresi sistem saraf pusat yang bervariasi, anemia hemolitik, dan edema paru-paru. Namun, sebagian besar dari efek ini bersifat reversible.

BACA JUGA:5 Cara Ampuh Mengatasi Rambut Beruban di Usia Muda, Simak Tipsnya!

BACA JUGA:3 Cara Simpel Membersihkan Plak dan Karang Gigi dengan Garam, Cukup 5 Menit Gigi Kembali Bersih

Kategori :