SIJUK, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Peristiwa kebakaran lahan kosong kembali mengguncang kawasan wisata unggulan di wilayah Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung.
Titik api muncul di lahan kosong seluas satu hektare di samping Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung, Dusun Ulu, Kecamatan Sijuk.
Kejadian ini menambah panjang daftar kebakaran berulang di wilayah utara Belitung tersebut, yang hingga kini belum mendapat solusi permanen.
Kebakaran dilaporkan pertama kali oleh seorang warga bernama Lili sekitar pukul 11.30 WIB. Tim pemadam kebakaran (Damkar) dari BPBD Kabupaten Belitung segera menuju lokasi.
Dengan sigap dan cepat, Tim Damkar Belitung berhasil menjinakkan api sekitar pukul 14.20 WIB, sebelum merambat lebih jauh ke area hotel mewah bintang empat di pinggir pantai tersebut.
Insiden Berulang, Belum Ada Solusi Nyata
Ini bukan kali pertama kawasan sekitar Hotel Santika Premiere Belitung dilanda kebakaran. Sejak tahun 2023, pihak hotel sudah menyuarakan kekhawatirannya.
Saat itu pihak manajemen hotel secara resmi kepada Pemerintah Kabupaten Belitung. Namun, hingga kini belum ada penanganan nyata jangka panjang yang diterapkan.
“Tahun 2023 kami sudah bersurat ke Bupati Belitung, tapi tidak ada tanggapan. Saat itu, kami bahkan harus memadamkan api sendiri bersama warga. Api mengepung hotel dari segala arah," ungkap General Manager Hotel Santika Premiere Belitung, Reza Bovier kepada belitongekspres.co.id.
Meski tahun ini respon dari tim Damkar tergolong cepat dengan waktu tempuh 30 menit dari Tanjungpandan, ia menekankan bahwa wilayah utara Belitung butuh infrastruktur tanggap darurat permanen.
"Seperti pos Damkar atau menara air, sebagaimana yang diterapkan di destinasi wisata nasional lainnya seperti Bali, Lombok, dan Labuan Bajo," sebut Reza Bovier.
Dugaan Pembakaran Lahan Disengaja
Kebakaran diduga kuat disebabkan oleh pembakaran lahan yang dilakukan secara sengaja. Praktik semacam ini kerap dilakukan oleh oknum untuk membersihkan area lahan dari semak belukar.
Sayangnya, cara pembersihan lahan seperti ini sangat berisiko dan mengancam keselamatan lingkungan, fasilitas wisata, dan masyarakat sekitar.
“Praktik pembakaran lahan seperti ini merugikan banyak pihak. Kami mendesak pemerintah daerah agar segera membuat larangan tegas, memasang spanduk peringatan, dan menggelar edukasi publik soal bahaya kebakaran,” lanjut Reza.