Oppo dan Vivo mengikuti di posisi tiga dan empat, masing-masing dengan pertumbuhan tipis 3,3% dan 2,3%. Di sisi lain, Apple justru masih terseok-seok menghadapi persaingan lokal.
BACA JUGA:Alasan Gen Z Pilih iPhone Ketimbang HP Android, Ternyata Bukan Cuma Gengsi!
Penjualan iPhone turun 9% secara tahunan (YoY), hanya mencapai 9,8 juta unit, dan harus puas menempati peringkat kelima dengan pangsa pasar sebesar 13,7%.
Waspadai Tantangan di Kuartal Berikutnya
Meski kinerja pasar terbilang positif selama enam kuartal berturut-turut, para analis mengingatkan bahwa tren ini bisa saja melambat.
Potensi penghentian subsidi serta ketegangan dagang AS-China bisa memicu penurunan daya beli konsumen dan memaksa brand untuk menyesuaikan harga.
“Ketegangan geopolitik bisa menyebabkan harga komponen naik, dan ini bisa menekan bujet konsumen,” jelas Arthur Guo, Senior Research Analyst IDC China.
BACA JUGA:Tablet Murah Berkualitas Terbaru Xiaomi Meluncur, Harga Redmi Pad SE 8.7 Ramah di Kantong
Kesimpulan: Era Baru Persaingan Dimulai
Dengan naiknya Xiaomi ke puncak klasemen pasar, lanskap kompetisi di industri ponsel China memasuki fase baru.
Performa agresif, strategi harga, dan dukungan pasar lokal yang kuat menjadi kunci sukses brand yang selama ini dianggap 'underdog'.
Tinggal kita tunggu, apakah dominasi ini bisa bertahan di tengah badai geopolitik yang masih membayangi.***