Seperti dicatat Britannica, fosfat di Nauru telah ditambang sejak 1907. Keuntungan besar sempat dinikmati oleh elit politik, namun tidak disertai dengan pembangunan yang berkelanjutan.
Ketika sumber fosfat habis, negara kehilangan sumber utama pendapatan, terjerat utang, dan mengalami kebangkrutan. Pemerintahan yang buruk hanya memperparah kehancuran ekonomi dan lingkungan.
4. Angola: Berlian dan Minyak, Tapi Rakyat Tetap Menderita
Angola juga dikenal sebagai negara penghasil minyak dan berlian di Afrika. Namun, alih-alih membawa kesejahteraan, sumber daya ini memicu konflik bersenjata dan ketimpangan ekonomi.
BACA JUGA:Hanya 5 Bulan, Negara Rugi Rp743 Miliar karena Tambang Ilegal di Belitung? Kajari Beberkan Faktanya
Menurut Macau Business, sekitar 1,3 juta penambang ilegal masih beroperasi di Angola, menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya pendapatan negara.
Penambangan liar ini juga menyebabkan kekerasan serta memperlemah stabilitas sosial dan ekonomi. Komunitas lokal kehilangan tanah dan keamanan hidup, sementara kekayaan alam mereka terus dijarah tanpa kendali.
5. Zimbabwe: Ladang Berlian Marange dan Dugaan Korupsi
Zimbabwe memiliki ladang berlian Marange yang terkenal, dan sejak 2010 telah mengekspor lebih dari 2,5 miliar dolar AS. Namun, Global Witness melaporkan bahwa hanya sekitar 300 juta dolar AS dari jumlah tersebut yang masuk ke kas negara.
Sisanya diduga mengalir ke elit penguasa, lembaga keamanan, dan jaringan kekuasaan tertutup. Akibatnya, rakyat tidak mendapatkan manfaat dari kekayaan nasional tersebut. Zimbabwe masih dihantui kemiskinan dan krisis politik, meski duduk di atas tambang berlian yang seharusnya menjadi berkah.
BACA JUGA:KPHL Ungkap Lokasi Rusak Akibat Tambang Ilegal di Belitung, Potensi Kerugian Negara Capai Triliunan
Kesimpulan
Kasus lima negara ini menunjukkan bahwa sumber daya alam bukan jaminan kemakmuran jika tidak dikelola dengan transparan, adil, dan berkelanjutan. Eksploitasi tambang tanpa pengawasan ketat, akuntabilitas pemerintah, dan partisipasi publik justru bisa menjadi awal kehancuran suatu bangsa.***