Sebagaimana diketahui, KDMP dirancang dengan pendekatan terintegrasi melalui skema 7 in 1 Business Model, yang menggabungkan berbagai aspek ekonomi lokal ke dalam satu ekosistem koperasi. Ke depannya, kemitraan ini bakal terus dikembangkan seiring perluasan kolaborasi berbagai BUMN.
Untuk memastikan keberlanjutan KDMP, Bank BRI atau BBRI menunjukkan komitmennya sebagai agent of development sekaligus mitra strategis pemerintah.
Guna mendukung program ini, BRI menghadirkan pendekatan holistik yang mencakup dua pilar utama, yakni pendampingan usaha dan akses terhadap solusi keuangan, melalui inisiatif unggulan bertajuk One BRI Solution.
BACA JUGA:BRI Luncurkan BRILiaN Way, Strategi Budaya Kerja Menuju Bank Paling Menguntungkan di Asia Tenggara
BACA JUGA:BRI Catat Portofolio Sustainable Finance Terbesar di Indonesia, Komitmen ESG Capai Rp796 Triliun
Pada aspek pendampingan usaha, BRI menempatkan Relationship Manager (RM) sebagai titik kontak utama atau single point of contact bagi setiap koperasi binaan.
RM ini bertugas memberikan bimbingan langsung dalam operasional harian, termasuk optimalisasi layanan AgenBRILink yang terintegrasi di dalam koperasi.
Tak hanya itu, BRI juga menyediakan pelatihan tematik dan akses ke platform edukasi digital guna memperkuat kapasitas kelembagaan koperasi secara sistematis dan berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan mampu mendorong koperasi menjadi lebih profesional, adaptif, dan berdampak luas bagi masyarakat desa.
Sementara itu, melalui pendekatan One BRI Solution, BRI membuka akses luas terhadap pembiayaan usaha dan investasi bagi koperasi. Inisiatif ini juga mendorong koperasi untuk bertransformasi menjadi penyedia layanan keuangan formal melalui pemanfaatan AgenBRILink.
BACA JUGA:Tim LKG BRI Indonesia Dilepas ke Gothia Cup 2025, BRI dan Liga Kompas Targetkan Juara Dunia Remaja
BACA JUGA:Investor Global Serbu Saham BBRI, BlackRock, Vanguard dan JP Morgan Naikkan Kepemilikan
Di samping itu, BRI menghadirkan Qlola by BRI, sebuah platform manajemen keuangan terintegrasi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi operasional koperasi.
Kedua pendekatan strategis ini telah diimplementasikan di sejumlah KDMP yang aktif di berbagai daerah. Di antaranya adalah KDMP Hambalang (Bogor, Jawa Barat), KDMP Bumisari (Lampung Selatan), KDMP Cileunyi Wetan dan KDMP Cangkuang Wetan (Bandung, Jawa Barat), serta KDMP Pangkah Wetan (Gresik, Jawa Timur).
Sebagai bagian dari peluncuran nasional, tercatat sebanyak 80.081 KDMP telah resmi terbentuk dan sah secara hukum untuk beroperasi di wilayah masing-masing.
Koperasi-koperasi ini memanfaatkan aset milik desa atau kelurahan, termasuk lahan dan fasilitas yang sebelumnya tidak dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, potensi ekonomi lokal juga diangkat dan diberdayakan guna memperkuat peran koperasi sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat desa secara menyeluruh.***