Di pusat Kota Tanjungpandan, Belitung, berdiri megah Rumah Kapiten Phang Tjong Toen, rumah berarsitektur Eropa dengan tiang-tiang besar di bagian depan. Pemiliknya adalah seorang mandor Tionghoa kaya raya pada masa kejayaan tambang timah.
Meski usianya sudah tua, bangunan ini masih menyisakan kemegahan masa lalu. Menyusuri rumah ini serasa diajak kembali ke era kolonial, sekaligus mengenang kejayaan para kapiten Tionghoa yang berperan penting dalam sejarah perekonomian Belitung.
BACA JUGA:Desa Wisata & Tambang Timah di Babel Harus Jalan Berdampingan, Komisi VII DPR Ungkap Alasan
4. Masjid Jamik Pangkalpinang
Bagi wisatawan yang ingin merasakan nuansa religi sekaligus sejarah, Masjid Jamik Pangkalpinang bisa jadi pilihan. Masjid tertua di ibu kota Babel ini berdiri sejak 1936 (3 Syawal 1355 Hijriah).
Dengan arsitektur khas dan statusnya sebagai Cagar Budaya Kota Pangkalpinang, masjid ini menjadi ikon religi sekaligus destinasi spiritual. Tak jarang tokoh agama hingga pejabat pusat berkunjung untuk salat di sini.
5. Kuburan Cina Sentosa, Pangkalpinang
Tak jauh dari pusat kota, terdapat Kuburan Cina Sentosa, pemakaman etnis Tionghoa terbesar di Asia Tenggara dengan luas hampir 20 hektare dan sekitar 1.200 makam.
Yang menarik, makam-makam di sini memiliki arsitektur unik, beberapa bahkan menggunakan granit dengan nilai fantastis hingga Rp500 juta per makam. Lokasinya ada di Jalan Soekarno Hatta, mudah ditemukan saat melintas di jalur utama Pangkalpinang.
BACA JUGA:2 Desa Wisata Babel Tembus Destinasi Kelas Dunia, Jadi Primadona Wisatawan
6. Pesanggrahan Menumbing, Muntok
Beralih ke Bangka Barat, ada Pesanggrahan Menumbing yang berada di ketinggian hampir 500 meter di atas permukaan laut. Tempat ini sarat makna sejarah karena pernah menjadi lokasi pengasingan tokoh-tokoh proklamator Indonesia, termasuk Bung Karno dan Bung Hatta, setelah Belanda mencoba kembali berkuasa pasca-proklamasi.
Bangunan ini kini ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 2010. Menapaki setiap ruangannya membuat pengunjung bisa merasakan semangat perjuangan bangsa yang pernah berdenyut di tempat ini.
7. Mercusuar Tanjung Kalian, Muntok
Masih di Bangka Barat, jangan lewatkan Mercusuar Tanjung Kalian yang berdiri sejak 1862. Dibangun oleh Belanda, menara setinggi 56 meter ini berfungsi untuk mengawasi lalu lintas kapal di Pelabuhan Muntok.
Bangunannya berbentuk lingkaran dengan jendela ganda, memiliki total 199 anak tangga yang bisa dinaiki hingga puncak. Dari atas, panorama laut lepas dan pesisir Muntok terlihat memukau.