BMKG Warning La Nina Jelang Akhir Tahun, BPBD Babel Siagakan TRC

BMKG Warning La Nina Jelang Akhir Tahun, BPBD Babel Siagakan TRC

BELITONGEKSPRES.CO.ID, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan warning (peringatan) dini waspada La Nina menjelang akhir tahun 2021. Peringatan ini berdasarkan pengamatan data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik terbaru. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun berharap masyarakat juga dapat mewaspadai fenomena ini, disamping pihaknya menyiapkan sarana dan prasarana termasuk petugas reaksi cepat (TRC) dan tanggap bencana guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Badai La Nina ini memunculkan bencana hidro meteorologi atau bencana yang disebabkan hujan lebat disertai angin kencang, yang dapat mengakibatkan longsor dan banjir rob," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Babel, Mikron Antariksa, Selasa (2/11) kemarin. Seperti yang diinfokan BMKG dan BNPB, lanjut Mikron, fenomena La Nina ini terjadi di akhir November, Desember dilanjutkan hingga Januari dan Februari. BPBD Babel sudah mempersiapkan sebanyak 500 orang tenaga TRC, termasuk peralatan penanggulangan hidro meterologi seperti perahu karet dan logistik berupa bahan makanan/ pangan, apabila terjadi bencana. "Kami juga akan berkoordinasi dengan sejumlah BPBD kabupaten/kota, serta Kampung Tegap Mandiri (KTM) yang ada di setiap desa. KTM ini selain untuk penanggulangan Covid-19, nantinya juga bisa dialihkan untuk penanggulangan bencana alam," sambungnya. Menurut Mikron Antariksa, badai La Nina yang menyebabkan angin kencang disertai hujan lebat, diharapkan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya memiliki pohon besar dan tinggi dapat mencegah jika terjadi hujan lebat diimbau untuk dapat menghentikan aktivitas. "Pohon besar dan tinggi kami imbau bisa dipangkas sedini mungkin supaya tidak roboh atau tumbang, akibat hujan serapan air tanah tinggi maka rawan longsor, apalagi biasanya hujan disertai petir jadi penambang diharapkan bisa berhati-hati. Tidak itu saja, bagi nelayan juga bisa memantau cuaca dengan kearifan lokal dan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG," pungkas Mikron. Diketahui berdasarkan kejadian La Nina pada 2020, curah hujan akan mengalami peningkatan pada November 2021-Januari 2022. Terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan. Curah hujan bulanan di wilayah tersebut naik 20-70 persen lebih besar dibanding normal. Secara umum, La Nina akan hadir dengan intensitas lemah-sedang hingga akhir Februari 2022. Potensi peningkatan curah hujan identik dengan risiko banjir. (jua)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: