Keluarga Ponpes Khutbah Koba Kaget, 2 Ustadz Terseret Jaringan JI

Keluarga Ponpes Khutbah Koba Kaget, 2 Ustadz Terseret Jaringan JI

BELITONGEKSPRES - Dua Ustadz pengajar di MTs Zaid Bin Tsabit Desa Nibung, Kecamatan Koba Bangka Tengah (Bateng), berinisial JAQ (38) dan FA (33) yang dicibuk oleh Densus 88 Mabes Polri, karena diduga terseret dalam Jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Kabid Humas, Kombes A Maladi mengatakan keduanya ditangkap oleh tim Densus 88 di lokasi berbeda. Masing-masing: JAQ ditangkap di Jalan Kenanga Padang Mulia Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah. Sementara, IF ditangkap di Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Koba. "Kita Polda Bangka Belitung hanya bersifat memback up saja. Yang nangkap tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri," tukas Maladi kepada Babel Pos (Grup Belitong Ekspres, Senin (20/12) kemarin. Guru yang Baik Bagaimana keseharian kedua ustad ini? Ustadz Efri (31) selaku Wakil Pesantren Khutbah (Zaid Bin Tsabit), yang saat ini diamanahkan menjadi Pimpinan Ponpes Khutbah atau MTs Zaid Bin Tsabit menyatakan, sosok FA dan JAK adalah orang yang baik, bahkan dalam mengajar pun sesuai dengan syariat agama Islam, sehingga tidak ada pandangan mencurigakan terhadap keduanya. "Sejauh kita mengenal beliau ini, sosoknya baik dan tidak ada yang aneh, baik itu dari segi pergaulan, perilaku, maupun saat mengajar," ungkapnya kepada Babel Pos, Senin (20/12) di Nibung. "Pengajaran seperti ilmu fikih maupun tentang adab dan lainnya, masih diajarkan sesuai dengan syariat agama Islam tidak melenceng dan aneh-aneh, apalagi mencurigakan," sambungnya. Bahkan, dikatakan Efri, jadwal FA ini cukup padat mulai dari aktivitas di waktu subuh, mengajar, mengisi kajian dan lainnya. "Beliau juga merupakan imam besar di salah satu Masjid yang ada di Bangka Tengah dan sempat menjadi tutor di UT, bahkan sering mengisi tausiyah dan kajian di masjid-masjid yang ada di Bangka Tengah," ucapnya. Dikatakan Efri penangkapan FA dan JAK ini membuat kaget lingkungan madrasah di tempatnya mengajar. "Jangankan orang yang ada di luaran sana, kami yang ada di sini pun kaget, tidak menyangka dan mengira, karena kita yang ada di sini, tidak tahu pasti waktu dan tempat penangkapan dilakukan," tuturnya. "Namun memang ada surat penangkapan dan konfirmasi dari pihak kepolisian kepada kita, sekitar dua hari setelah penangkapan tersebut," tambahnya. Menurutnya dalam segi dunia pendidikan, pihaknya memang berhubungan langsung dengan FA dan JAK ini, namun ia menegaskan tidak ada keterikatan dengan kasus yang sedang viral saat ini. "Kita dalam dunia pendidikan ini memang berteman, mereka adalah sahabat dan keluarga kita. Namun untuk kasusnya, tidak ada keterkaitan sama sekali seratus persen," tegasnya. Bahkan, ia tidak menampik adanya kekhawatiran pihak madrasah atas adanya kasus ini. Namun diakuinya kekhawatiran tersebut sudah mulai memudar, karena pihak Kemenag Bangka Tengah sudah datang meninjau dan memberi arahan. "Tentu sempat khawatir, takutnya ada penutupan, sedangkan banyak kehidupan di sini, yang memang menggantungkan dan mengabdikan hidupnya di sini, apalagi sebelum kasus ini kita baru membuka pendaftaran penerimaan peserta didik baru sebanyak 60 santri, bahkan baru sepekan sudah 46 santri yang mendaftar, namun setelah adanya kejadian ini pendaftar mulai berkurang," tuturnya. "Tetapi Alhamdulillah dari pihak Kemenag Bangka Tengah sudah berkunjung dan memberikan arahan agar lembaga kita tetap berjalan seperti biasa, bahkan kita akan lebih fight lagi, selain itu dari pihak orang tua dan wali santri juga tetap mendukung pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya, sehingga kekhawatiran yang ada mulai memudar dan merasa cukup lega," ujarnya. Sejak menerima izin operasional pendirian madrasah, MTs Zaid Bin Tsabit di Desa Nibung diketahui telah mencetak banyak prestasi, bahkan sempat menyumbahkan 31 piala bagi Desa Nibung di tingkat Kecamatan dengan menerjunkan 36 santri terbaiknya. Ia pun berharap dengan kasus yang ada saat ini tidak akan mempengaruhi psikis santrinya, lembaga yang dirinya kelola tetap berjalan baik dan lancar, bahkan bisa semakin berkembang. "Ini sudah terjadinya, tentunya kita akan menegarkan diri dan terus berusaha sebaik mungkin mengelola madrasah ini," imbuhnya. (sak/ynd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: