Minyak Goreng Pendorong Inflasi Babel di Bulan Maret 2022

Minyak Goreng Pendorong Inflasi Babel di Bulan Maret 2022

BELITONGEKSPRES.CO.ID, PANGKALPINANG - Harga Minyak goreng menjadi pendorong terjadinya inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) di bulan Maret 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) di tingkat nasional pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66 persen (mtm) setelah pada sebelumnya tercatat deflasi sebesar 0,02 persen (mtm). Untuk inflasi terutama terjadi pada kelompok volatile food dan administered prices, di tengah inflasi kelompok inti yang relatif stabil. Secara tahunan, inflasi IHK pada Maret 2022 tercatat sebesar 2,64 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,06 persen (yoy). Inflasi kelompok inti terutama disumbang oleh komoditas emas perhiasan dan sewa rumah, seiring pergerakan harga emas global dan peningkatan mobilitas masyarakat. Lalu, Inflasi kelompok volatrie food terutama dipengaruhi oleh inflasi cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras, seiring dengan kendala cuaca di beberapa sentra produksi utama, implementasi pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana dan premium, serta peningkatan biaya produksi pakan. Sementara inflasi kelompok administered prices didorong oleh infias bahan bakar rumah tangga dan bensin seiring penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan BBM nonsubsidi. Selain itu, juga didorong oleh inflasi angkutan udara seiring meningkatnya mobilitas udara. Sementara itu, di Bangka Belitung pada Maret 2022 juga mengalami inflasi sebesar 1,17 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 1,10 persen (mtm). Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Babel, Budi Widihartanto menyebut, inflasi tersebut didorong oleh peningkatan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. Secara tahunan, inflasi IHK Bangka Belitung pada Maret 2022 tercatat sebesar 3,92 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,58 persen (yoy). "Inflasi didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat terutama memasuki masa sedekah ruwah dan bulan Ramadan. Mobilitas masyarakat juga meringkat tercemin dan Google Mobility Index pada bulan Maret 2022 meningkat 22,8 persenm Komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan terutama kelompok ikan (ikan selar dan ikan tongkol) cabar merah, dan minyak goreng," ujar Budi kepada Babel Pos, Minggu (3/4/2022). Selain itu, dikatakan Budi, inflasi juga disumbang oleh kenaikan kontrak rumah dan bahan bakar rumah tangga. Dan tak cuma itu, implementasi kebijakan pencabutan Harga Eceran Tertmggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana dan premium serta penyesuaian harga gas LPG non-subsidi berdampak terhadap kenaikan bahan bakar rumah tangga. "Meningkatnya aktivitas masyarakat juga mendorong permintaan nasi dan lauk yang ikut menyumbang inflasi," terang Budi. Secara spasial, lanjut Budi, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 1,104 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya tercatat deflasi sebesar 0,53 persen (mtm). Inflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga komoditas kontrak rumah, ikan selar, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter. Lebih lanjut dipaparkannya, sedangkan Kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 1,29 persen (mtm) setelah sebelumnya tercatat deflasi sebesar 2,08 persen (mtm). "Inflasi Kota Tanjungpandan didorong oleh peningkatan indeks harga komoditas nasi dengan lauk, minyak goreng, dan ikan-ikanan (ikan tongkol, ikan selar, ikan kerisi)," beber Budi. Lebih jauh dijelaskan Budi, cecara tahunan, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 4,70 persen (yoy) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 344 persen (yoy), sementara Kota Tanjungpandan mengalami inflasi 2,56 persen (yoy) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 1,07 persen (yoy). Menurutnya, pada bulan April 2022, Bangka Belitung masih berpotensi akan mengalami inflasi seiring dengan memasukinya bulan puasa dan menjelang perayaan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah, dimana konsumsi masyarakat cenderung meningkat. "Untuk Itu Pemerintah Daerah dan seluruh pihak yang terkait perlu melakukan langkah-langkah pengendalian stabilitas harga. Kecukupan ketersediaan pasokan komoditas terutama volatile food di sentra-sentra produksi dalam dan luar Bangka Belitung, serta kelancaran distribusi komoditas tersebut merupakan hal yang harus diupayakan untuk menjaga dan pengendalian stabilitas harga," kata Budi . Untuk itu, dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2022 serta mencermati perkembangan Covid-19 dan upaya pencegahan penyebarannya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Mereka terus memonitor perkembangan harga dan stok bahan pokok strategis, mempererat koordinasi antar lembaga dan stakeholders terkait, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wiayah maupun melalui kerja sama antar daerah, sehingga inflasi tahun 2022 dapat terjaga berada dalam kisaran sasaran tiga kurang lebih satu persen. (pas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: