Pembukaan Lahan Ubi Kasesa di Beltim Ditargetkan 100 Hektar Hingga Akhir 2021

Pembukaan Lahan Ubi Kasesa di Beltim Ditargetkan 100 Hektar Hingga Akhir 2021

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Ubi Kasesa atau sering disebut Singkong Racun bakal menjadi komoditas unggulan ekspor dari Kabupaten Beltim dalam beberapa tahun kedepan. Saat ini, pembukaan lahan mulai bertahap dilakukan dengan target minimal 100 hektar hingga akhir tahun ini. "Rencana kita kan dari program ini (ubi Kasesa) apalagi sekarang pak Erick (Menteri BUMN) sangat mendukung, ya seperti (pemberitaan) di beberapa media bahwa semua aktifitas pertanian ini mulai digalakkan. Bukan hanya singkong, ada padi, jagung dan lain-lainnya," ujar Direktur PT Belitong Agro Makmur ( PT BAM) Bambang Irawan seusai menyaluran KUR Bank SumselBabel kepada Kelompok Tani Jaya Jambu Desa Kelubi, Rabu (29/9). Menurut Bang Ir sapaan akrab Bambang Irawan, dipilihnya Belitung Timur sebagai lahan pertanian komoditas Ubi Kasesa karena banyaknya lahan-lahan eks tambang timah. Dengan adanya aktifitas pertanian, lahan yang selama ini tidak lagi produktif akibat tambang dapat bermanfaat. "Kebetulan karena kita fokus di singkong, harapannya dengan KUR sudah suatu step yang bagus, masyarakat mulai menanam singkong yang berumur pendek, mudah dan tidak mahal perawatan tapi dengan ekonomis nilai profitnya," kata Bang Ir. Ia juga berharap, permodalan KUR Bank SumselBabel akan memacu semangat masyarakat untuk mengolah lahan kosong menjadi kebun ubi Kasesa. Apalagi, KUR yang dikucurkan sangat menguntungkan bagi masyarakat. "Bank SumselBabel sangat mensupport sekali di awal ini. Bagi bank SumselBabel juga penyaluran KUR ini jadi lebih bagus terarah. Petani tidak dilepas sampai panen. Selama ini terima KUR, mereka pegang uangnya tidak jelas kemana," sebut Bang Ir. Beda dengan pola KUR bagi petani Ubi Kasesa, petani hanya diberi uang Rp 1juta untuk biaya makan selama menunggu panen lebih kurang 8-9 bulan. Pemanfaatan dana KUR lainnya, digunakan untuk membuka lahan, bajak, pupuk, bibit dan perawatan. Setelah hasil panen dijual, dipotong administrasi (pembiayaan) bank dan segala macam, barulah sisanya diberikan ke kelompok tani. "Jadi dana KUR akan tetap dikontrol Bank SumselBabel, setiap biaya akan dikeluarkan sesuai kebutuhan. Termasuk memberikan yang tunggu bagi petani sebesar Rp 1 juta perbulan sampai menunggu panen," tandasnya. (msi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: