Punya Ponsel dan Laptop Bekas Atau Rusak Sebaiknya Jangan Dijual, Ini Alasannya
Ilustrasi: Alasan jika punya Ponsel atau Laptop bekas sebaiknya jangan dijual--
BELITONGEKSPRES.CO.ID - Mungkin saja ponsel atau laptop bekas anda yang selama ini menemani mobilitas dan pekerjaan masih menyimpan data memori penting atau bahkan rahasia.
Sehingga pada saat rusak, anda tidak sempat memindahkan atau menghapus file. Ini jadi alasan yang masuk akal, agar anda tidak mudah menjual ponsel atau laptop bekas yang rusak.
Bahkan hal ini sudah diingatkan Ketua Tim Insiden Siber Sektor Keuangan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Sandromedo Christa Nugroho.
“Saya menyarankan ke masyarakat kalau misalkan memiliki laptop bekas, HP bekas, itu lebih baik jangan dijual, lebih baik dibiarkan hingga rusak,” kata Sandromedo Christa Nugrohodi Jakarta, baru-baru ini.
BACA JUGA:Editor Wajib Baca! Ini 5 Rekomendasi Laptop Gaming Terbaik dengan Kemampuan Desain Grafis Memukau
BACA JUGA:HP Murah Hadir dengan RAM 16/256 GB, Ponsel Ini Hanya Dijual Harga 1 Jutaan
Saran ini diberikan karena ternyata pihak yang tidak bertanggung jawab dapat dengan mudah mengakses data dan informasi yang tersimpan dalam berbagai jenis perangkat elektronik, bahkan jika data tersebut sudah dihapus.
Sandromedo menyatakan bahwa pemulihan data masih memungkinkan pada perangkat elektronik, bahkan setelah data dihapus dari bak sampah atau riwayat penghapusan data di ponsel.
Ia menjelaskan bahwa terdapat dua jenis memori pada perangkat elektronik, yaitu memori volatile dan memori non-volatile.
Memori volatile adalah jenis memori dalam komputasi yang memerlukan daya listrik untuk menyimpan informasi, contohnya adalah memori jangka pendek (random-access memory/RAM). Data yang disimpan di RAM akan menjadi tidak aktif atau hilang saat perangkat dimatikan.
BACA JUGA:Rekomendasi Laptop Gaming Harga Terjangkau Prosesor Intel Core i5 Desember 2023
BACA JUGA:Ponsel Terbaik 2023, Poco X5 Pro 5G Hadirkan Performa Super Kilat Harga Merakyat
Sementara memori non-volatile adalah jenis memori yang memungkinkan penulisan dan penghapusan data, namun data akan tetap ada meskipun perangkat mati dan tidak memerlukan daya.
"Karena ada memori yang mungkin berisi metadata, kita dapat melakukan analisis lebih lanjut menggunakan teknik digital forensik, dan beberapa data mungkin dapat dipulihkan, meskipun kemungkinannya tidak 100 persen untuk data terbaru," jelas Sandromedo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: antara