Ratusan Hektar Sawah di Beltim Terancam Kekeringan, Solusi Pompanisasi Terkendala Air Tercemar Tambang Timah
Ratusan hektar lahan persawahan di Danau Nujau, Desa Gantung, Kabupaten Beltim menghadapi ancaman kekeringan parah di musim kemarau tahun 2024 ini-Muchlis Ilham/BE-
Para petani berharap ada perhatian segera dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Mereka memerlukan solusi cepat untuk memastikan lahan mereka tetap produktif.
Menurut Leman, saat ini banyak petani di Danau Nujau terpaksa beralih ke tanaman palawija di lahan kering karena ketidakpastian panen padi.
"Saat ini saya berhenti sementara dari sawah dan beralih menanam palawija di lahan kering. Soalnya, kalau tetap di sawah, pasti gagal panen," tandasnya.
Lizar, Ketua Gabungan Kelompok Tani Danau Nujau, mengungkapkan bahwa dari total 800 hektar lahan sawah, hanya sekitar 120 hektar yang ditanami pada musim tanam April-September 2024.
BACA JUGA:50 Pemuda Beltim Dapat Pelatihan jadi Konten Kreator Handal di Era Digital
BACA JUGA:Ekonomi Beltim 2024 Memburuk, Daya Beli Masyarakat Lebih Parah dari Saat Pandemi Covid-19
Namun, semua lahan tersebut terancam gagal panen karena kekurangan air. "Saat ini yang ditanami sekitar 120an hektar dan terancam gagal karena kekurangan air," ujar Lizar.
Solusi Jangka Panjang untuk Irigasi
Sementara itu, Ujang anggota Kelompok Tani Mekar Jaya, mencoba memaksimalkan sisa air di parit dekat saluran irigasi dengan menggunakan mesin penyedot. Namun, air dari parit belum tentu layak untuk sawah, dan Ujang berharap ada solusi cepat dari pemerintah.
"Kami sangat berharap pemerintah segera memberikan solusi. Memang sudah ada usaha untuk meningkatkan debit air di bendungan Pice, tetapi kenaikannya hanya sekitar 1 cm per hari, jadi tidak tahu kapan airnya akan sampai ke sini," ungkap Ujang.
Menanggapi keluhan para petani, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Beltim, Heryanto, mengakui adanya ancaman kekeringan di persawahan Danau Nujau.
BACA JUGA:Pembangunan Pelabuhan di Beltim: Langkah Strategis untuk Peningkatan Ekonomi Daerah
Ia menyatakan bahwa ada 105 hektar tanaman padi yang terancam puso karena kekeringan. Menurut Heryanto, solusi pompanisasi tidak dapat dilakukan karena sumber air di sekitar persawahan Danau Nujau sudah tercemar aktivitas tambang timah.
"Bendungan Pice sudah dikoordinasikan untuk ditutup dari awal bulan namun ketinggian air baru mencapai 397 cm dari seharusnya 435 cm untuk bisa mengalirkan air ke saluran irigasi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: