AI Mengancam Pekerja Kantoran, Profesi Lama Kini Jadi Pilihan Menarik!

Ilustrasi: AI Mengancam Pekerja Kantoran, Profesi Lama Kini Jadi Pilihan Menarik--(freepik)
BELITONGEKSPRES.CO.ID - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI), banyak pekerja kantoran mulai merasakan dampak dari otomatisasi yang menggantikan peran mereka.
Banyak orang kini berusaha mencari jalan keluar dari tantangan ini dengan melirik profesi-profesi lama (tradisional) yang mulai kembali diminati, seperti pertukangan dan pengelasan.
Fenomena ini semakin terlihat di sejumlah sekolah menengah di Amerika Serikat (AS), yang mulai mengajarkan keahlian-keahlian lama namun dengan pendekatan modern menggunakan teknologi terkini.
Melansir artikel dari The Wall Street Journal, salah satu contoh nyata adalah SMA Middleton di Wisconsin yang baru-baru ini menginvestasikan dana sebesar $90 juta untuk memperbarui fasilitas laboratorium manufakturnya.
BACA JUGA:Cara Dapat Saldo DANA Gratis 2025 Cuma Modal Main 2 Game Ini, Raih Cuan Rp250 Ribu
BACA JUGA:Jadwal Seleksi PPPK Tahap 2 Tahun 2025 di Beltim: Cek Tanggal dan Syaratnya!
Di sini, siswa tidak hanya belajar keterampilan tradisional, tetapi juga diajarkan menggunakan mesin berteknologi tinggi, termasuk lengan robot yang dikendalikan oleh komputer.
Para siswa SMA Middleton di Wisconsin juga bisa menyaksikan langsung cara kerja robot tersebut melalui jendela kaca besar yang ada di ruang laboratorium.
Untuk membuat kelas-kelas ini semakin menarik, guru pengelasan yang juga seorang instruktur bahasa Inggris, Quincy Millerjohn, memberikan informasi menarik tentang potensi gaji yang dapat diperoleh dalam dunia industri manufaktur.
Pekerja di pabrik baja dan pengelasan bisa menghasilkan upah sekitar $41 ribu hingga $52 ribu per tahun, atau sekitar Rp 670 juta hingga Rp 849 juta.
BACA JUGA:10 Jurusan Kuliah Bikin Tajir dengan Gaji Fantastis, Lulusannya Bisa Raup Rp1,7 Miliar!
BACA JUGA:Sosok Kartini Masa Kini, Mantri Perempuan BRI Ini Tak Pernah Lelah Berdayakan Pengusaha Mikro
Fakta ini tentu menarik perhatian banyak siswa untuk mendaftar ke kelas tersebut, dan tercatat sekitar 2.300 siswa telah mengikuti pelajaran ini dalam beberapa tahun terakhir.
Selain pengelasan, kelas-kelas lain yang pernah populer di tahun 1990-an hingga 2000-an seperti konstruksi, manufaktur, dan pertukangan kayu kembali diminati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: