Harga Emas Dunia Anjlok, Imbas Negosiasi Dagang AS-China yang Semakin Membaik

Harga Emas Dunia Anjlok, Imbas Negosiasi Dagang AS-China yang Semakin Membaik--(freepik)
BELITONGEKSPRES.CO.ID – Harga emas global mengalami tekanan signifikan pada awal pekan ini, dipicu oleh meningkatnya optimisme pasar terhadap kemajuan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Perkembangan positif di ranah diplomatik mendorong investor meninggalkan aset safe haven seperti emas dan beralih ke aset berisiko yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi.
Menurut pemberitaan yang dilansir dari Beritasatu, pada perdagangan Senin (12/5/2025), harga emas spot mengalami penurunan 1,3% menjadi US$ 3.281 per ons. Penurunan lebih tajam terjadi pada kontrak berjangka emas di AS, yang merosot 1,9% ke level US$ 3.281,4 per ons.
Analis komoditas Reliance Securities, Jigar Trivedi, menyatakan bahwa salah satu faktor utama penekan harga emas adalah penguatan dolar AS.
BACA JUGA:Top 10 Orang Terkaya Dunia 2025: Elon Musk Masih Nomor 1
Dolar menguat setelah pemerintahan AS menyampaikan perkembangan positif dalam perundingan dagang dengan China. Disebutkan bahwa China secara aktif terlibat dalam diskusi yang berlangsung akhir pekan lalu di Swiss.
Pertemuan bilateral tingkat tinggi tersebut memberikan harapan baru untuk meredakan ketegangan yang sempat membayangi perekonomian global.
Pemerintah AS menyebut telah mencapai kesepakatan untuk memangkas defisit neraca perdagangan bilateral. Sementara itu, China menilai pembicaraan telah menghasilkan “konsensus penting” antara kedua negara.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, memastikan bahwa hasil pembicaraan “konsensus penting” tersebut bakal diumumkan melalui pernyataan bersama dari Jenewa pada Senin.
BACA JUGA:Cara Menabung Emas Antam Terbaru 2025: Panduan Praktis & Aman untuk Pemula
Sebelumnya, perang dagang AS-China ditandai dengan aksi saling menaikkan tarif impor yang memicu kekhawatiran pelambatan ekonomi global.
Meski proses negosiasi tampaknya mengalami kemajuan, sejumlah penasihat ekonomi Gedung Putih memperkirakan sebagian tarif masih akan diberlakukan untuk menjaga daya tawar strategis.
Dalam kondisi ketidakpastian global, emas dikenal sebagai aset pelindung nilai (safe haven). Namun ketika ketegangan geopolitik mereda dan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed meningkat, permintaan terhadap logam mulia ini biasanya melemah.
Presiden Federal Reserve Cleveland, Beth Hammack, dalam pernyataan terbarunya menyatakan bahwa bank sentral masih memerlukan waktu untuk menilai dampak dinamika kebijakan perdagangan sebelum memutuskan langkah suku bunga berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: