ASN Belitung Timur Diduga Tipu Rp300 Juta, Calo Janjikan Anak Korban Lolos TNI

ASN Belitung Timur Diduga Tipu Rp300 Juta, Calo Janjikan Anak Korban Lolos TNI

Mulyadi, ayah korban ewarga Kecamatan Sijuk yang didampingi kuasa hukumnya Wandi SH-Ist-

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Harapan seorang ayah di Kabupaten Belitung agar anaknya bisa menjadi perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) berujung pada kekecewaan dan laporan polisi.

Seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Belitung Timur (Beltim), bernama Andrian, dilaporkan atas dugaan penipuan dengan modus sebagai calo dalam seleksi masuk TNI. Total kerugian mencapai hampir Rp300 juta.

Melansir pemberitaan belitongekspres.com, laporan terhadap Andrian disampaikan oleh Mulyadi alias Mul, warga Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, pada Senin, 19 Mei 2025.

Didampingi kuasa hukumnya Wandi SH, korban Mulyadi mendatangi Polres Belitung untuk melaporkan dugaan penipuan yang dialaminya.

BACA JUGA:Parfum Pria Aroma Segar Terbaik 2025: 7 Pilihan Tahan Lama & Cocok di Segala Acara

Surat Tanda Terima Laporan Pengaduan dengan Nomor: STTLP/137/2025/Reskrim telah diterbitkan oleh kepolisian.

Kasus ini bermula dari niat tulus Mulyadi untuk membantu anaknya meraih cita-cita menjadi perwira TNI. Niat itu kemudian dia ceritakan kepada sepupunya, Gito.

Dalam percakapan tersebut, Gito menyebut mengenal seseorang bernama Andrian, yang disebut-sebut bisa “membantu” melancarkan proses masuk TNI melalui jalur tidak resmi.

Tertarik dengan tawaran tersebut, Mulyadi meminta agar diperkenalkan dengan Andrian. Pertemuan antara ketiganya pun digelar di rumah Mulyadi, yang terletak di Kecamatan Sijuk.

BACA JUGA:Pemkab Beltim Fokus Bangun Rumah Layak Huni, Rp4 Miliar Disiapkan hingga 2026

Dalam pertemuan itu, rencana untuk memasukkan anak Mulyadi ke dalam institusi militer dibicarakan secara serius.

Andrian, yang merupakan ASN aktif di Belitung Timur, lalu mulai menyampaikan sejumlah persyaratan yang disebut sebagai "biaya proses" seleksi TNI.

Tanpa curiga, Mulyadi menyanggupi permintaan tersebut karena percaya anaknya benar-benar akan dibantu untuk lolos seleksi.

Permintaan uang pun dimulai. Awalnya Andrian meminta Rp2,5 juta, dengan alasan untuk pengurusan surat keterangan bersih diri (SKBD).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: