Program Desa BRILiaN: Strategi BRI Wujudkan Desa Wisata Jadi Destinasi Unggulan Daerah

Program Desa BRILiaN: Strategi BRI Wujudkan Desa Wisata Jadi Destinasi Unggulan Daerah-(Istimewa/BRI)-
JAKARTA, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam mendorong pemberdayaan desa sebagai destinasi wsata ungguan terus diwujudkan melalui Program Desa BRILiaN.
Kali ini, BRI menggelar Kick-Off Program Desa BRILiaN 2025 dengan tema “Desa Wisata”, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata berbasis kearifan lokal serta memperkuat ekonomi masyarakat desa secara berkelanjutan.
Kegiatab Kick-off Program Desa BRILiaN ini digelar secara daring pada Senin, 26 Mei 2025. Acara tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk SEVP BRI Muhammad Candra Utama, Asdep Kemenparekraf RI Ika Kusuma Permana Sari, dan CEO Atourin Benarivo Triadi Putra.
Muhammad Candra Utama menjelaskan bahwa sebagai perbankan nasional yang fokus pada pengembangan UMKM, BRI tidak hanya berperan sebagai lembaga keuangan.
BACA JUGA:BRI Genjot Pembiayaan Hijau 2025, Portofolio Green Financing Capai Rp89,9 Triliun
Lebih dari itu, BRI juga aktif menciptakan nilai sosial (social value) bagi masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan, salah satunya lewat Program Desa BRILiaN.
“Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menciptakan role model dalam pengembangan desa melalui kepemimpinan yang unggul, kolaboratif, dan selaras dengan prinsip-prinsip SDGs. Tahun ini, kami fokus pada pengembangan Desa Wisata yang mengedepankan kearifan lokal,” ujar Candra.
Antusiasme terhadap program ini sangat tinggi, terlihat dari ribuan perwakilan desa yang ikut berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan.
Sejak pertama kali diluncurkan pada awal 2020 hingga 30 April 2025, Program Desa BRILiaN telah menjangkau 4.327 desa di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:BRI Peduli Tingkatkan Produktivitas Peternak Domba Desa BRILiaN Sukalaksana di Momentum Idul Adha
Desa-desa tersebut menunjukkan tekad kuat untuk tumbuh melalui pendekatan pemberdayaan yang terstruktur dan berkelanjutan.
Namun, Candra juga menyoroti berbagai tantangan yang masih membayangi desa wisata di Indonesia. Di antaranya adalah belum optimalnya kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Kemudian minimnya inovasi dalam pengemasan produk wisata, serta rendahnya pemahaman dalam merancang paket wisata yang menarik dan kompetitif.
Tak hanya itu, keterbatasan jejaring dan kerja sama dengan pihak ketiga seperti komunitas budaya maupun platform digital juga menjadi kendala dalam upaya memasarkan Desa Wisata secara luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: