Dua Desa di Beltim Catat Tunggakan JKN Mandiri Tertinggi, Program Bejase Diperkuat

Pertemuan Kepala Dinas Kesehatan Beltim Dianita Fitriani dengan Bupati Kamarudin Muten-Istimewa-
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Pemkab Beltim) tengah menghadapi tantangan serius dalam mencapai target Universal Health Coverage (UHC) melalui program Bejase Beltim atau Bersama Jamin Kesehatan Semesta.
Data terbaru Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa dua desa, yakni Desa Baru di Kecamatan Manggar dan Desa Lenggang di Kecamatan Gantung, mencatatkan jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri dengan tunggakan tertinggi di kabupaten tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim, Dianita Fitriani, menyebutkan bahwa berdasarkan pemetaan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (Desil 1–5), tercatat Desa Baru memiliki 139 peserta JKN mandiri yang menunggak iuran. Sementara itu, Desa Lenggang menyusul dengan 68 peserta, dan Desa Batu Penyu mencatat 57 peserta dengan kondisi serupa.
“Pendataan ini kami lakukan untuk mengetahui secara akurat kelompok masyarakat rentan yang kesulitan membayar iuran. Mayoritas berasal dari latar belakang ekonomi lemah dan daerah yang minim akses pekerjaan,” ujar Dianita dilansir dari belitongekspres.com, Senin, 21 Juli 2025.
BACA JUGA:Pernyataan Tegas Presiden Prabowo: Kemerdekaan Sejati Adalah Kemerdekaan Ekonomi
BACA JUGA:BRI Dukung Penuh Pengembangan Koperasi Desa Merah Putih, Lewat Pemberdayaan & Layanan AgenBRILink
Akar Permasalahan: Ekonomi dan Lapangan Kerja
Menurut Dianita, penyebab utama dari tingginya angka tunggakan iuran ini adalah keterbatasan ekonomi serta kurangnya lapangan kerja yang layak di desa-desa tersebut. Akibatnya, warga tidak mampu membayar iuran JKN secara rutin, meskipun kebutuhan terhadap layanan kesehatan tetap tinggi.
“Kami tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Oleh karena itu, program Bejase Beltim hadir sebagai solusi berkelanjutan, tidak hanya untuk mengatasi tunggakan, tetapi juga untuk memperkuat literasi dan kepesertaan aktif JKN,” lanjut Dianita.
Strategi Penanganan: Pendekatan Sosial hingga CSR
Dalam menghadapi persoalan ini, Dinas Kesehatan Beltim telah menyiapkan serangkaian langkah strategis. Mulai dari pendekatan sosial langsung kepada masyarakat, pendataan ulang kelompok sasaran penerima bantuan, hingga upaya edukasi tentang pentingnya pembayaran iuran sebagai akses terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Lebih lanjut, Pemkab membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta melalui pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu keluarga tidak mampu melunasi tunggakan iuran.
BACA JUGA:10.871 Warga Beltim Menunggak JKN Mandiri, Ini Cara Pemkab Mengatasinya
BACA JUGA:Hendri Yani Resmi Jabat Pj Sekda Beltim, Bupati Tegaskan Bukan karena Kedekatan
“Kami berharap para pelaku usaha turut ambil bagian dalam misi ini. CSR bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga soal kepedulian terhadap kesehatan masyarakat,” tegas Dianita.
10.871 Peserta Menunggak, 1.167 dari Kelompok Miskin
Hingga saat ini, jumlah peserta JKN mandiri yang menunggak iuran di Kabupaten Beltim mencapai 10.871 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.167 jiwa berasal dari kelompok ekonomi lemah Desil 1–5, yang seharusnya menjadi prioritas penerima bantuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: