Cetak Laba Rp26,53 Triliun, BRI Fokus Perkuat Fondasi Bisnis Lewat Transformasi

Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam konferensi pers laporan kinerja keuangan Triwulan II 2025 yang digelar di Kantor Pusat BRI, Jakarta--(Dok: BRI)
BACA JUGA:Dominasi Penyaluran KPR Subsidi Lewat FLPP, BRI Perkuat Akses Hunian Terjangkau Program 3 Juta Rumah
Sementara itu, Pre-Provision Operating Profit (PPOP), yang mencerminkan kekuatan pendapatan operasional sebelum pencadangan risiko, meningkat 2,2 persen YoY menjadi Rp58,3 triliun.
“Perbaikan fundamental kinerja BRI tersebut berdampak positif terhadap capaian laba perseroan. BRI berhasil mencetak Laba bersih sebesar Rp26,5 triliun hingga akhir Juni 2025," kata Hery.
Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu, menegaskan bahwa kedisiplinan dalam pengelolaan likuiditas menjadi fondasi utama bagi BRI dalam menjaga efisiensi struktur pendanaan dan memastikan biaya dana tetap terkendali.
Strategi ini telah membuahkan hasil positif, tercermin dari penurunan Cost of Fund (CoF) menjadi 3,6 persen pada akhir Triwulan II 2025. Efisiensi juga terlihat dari tingkat Cost of Deposit (CoD) yang berhasil dipertahankan pada level kompetitif sebesar 3,0 persen.
BACA JUGA:ATM BRI Hadir Hingga Pelosok, Warga Puji Layanan Lengkap dan Mudah Diakses
“Sementara itu, indikator likuiditas jangka pendek dan panjang BRI tetap solid. Liquidity Coverage Ratio (LCR) tercatat di angka 150,5 persen, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) mencapai 125,6 persen,” jelas Viviana.
Struktur pendanaan yang semakin solid memberikan dampak positif terhadap kondisi likuiditas BRI. Hal ini tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada di tingkat aman sebesar 84,97 persen. Angka ini mencerminkan adanya ruang likuiditas yang cukup bagi BRI untuk terus mendorong pertumbuhan kredit secara sehat dan berkelanjutan.
Di sisi lain, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI juga mencatatkan posisi yang sangat kuat di angka 25,01 persen, menjadikannya salah satu yang tertinggi di industri perbankan nasional dan jauh melampaui ketentuan minimum yang ditetapkan regulator.
“Dengan kombinasi antara likuiditas yang terjaga dan permodalan yang kuat, BRI memiliki ruang yang sangat memadai untuk terus bertumbuh secara optimal ke depan,” tegasnya.
BACA JUGA:Kartu Brizzi Jadi Solusi Praktis, Tak Hanya untuk Bayar Tol tapi Juga Listrik & Belanja Harian
Dari sisi kualitas aset, Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menyampaikan bahwa hingga akhir Triwulan II 2025, rasio Non Performing Loan (NPL) BRI mengalami perbaikan signifikan. NPL tercatat di level 3,04 persen, membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Capaian ini merupakan hasil dari strategi pertumbuhan kredit yang lebih selektif, diikuti dengan optimalisasi proses penagihan dan pemulihan (recovery) yang konsisten.
Untuk menjaga stabilitas jangka panjang, BRI juga memastikan tingkat pencadangan risiko yang kuat. Hal ini tercermin dari NPL Coverage Ratio yang mencapai 188,84 persen, mencerminkan tingkat kehati-hatian (prudential) yang tinggi dalam mengantisipasi potensi risiko ke depan.
“Dengan coverage ratio yang sangat memadai, BRI tidak hanya mampu menjaga stabilitas neraca secara berkelanjutan, tetapi juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh pemangku kepentingan bahwa fundamental perusahaan tetap kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi dan tantangan pasar,” ujar Mucharom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: