Kisah UMKM dari Kepulauan Sukses Jadi Pemasok Program MBG Berkat Pembiayaan BRI

Kisah UMKM dari Kepulauan Sukses Jadi Pemasok Program MBG Berkat Pembiayaan BRI

Kisah UMKM dari Kepulauan Sukses Jadi Pemasok Program MBG Berkat Pembiayaan BRI--(Dok: BRI)

SITARO, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Dari sebuah sudut kepulauan di utara Sulawesi, kisah inspiratif hadir dari Jane Katang, pelaku UMKM asal Kecamatan Siau Barat, Kabupaten kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). 

Lewat usaha sembako Aiko Maju yang ia rintis, Jane kini berperan penting sebagai pemasok bahan baku dapur umum untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG), berkat dukungan pembiayaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Sebelum merintis Aiko Maju, Jane juga telah menjalankan usaha percetakan dan rumah makan. Namun, peluang untuk tumbuh semakin terbuka saat Program MBG digulirkan di Siau. 

Melihat kebutuhan bahan pokok untuk ratusan sekolah yang dilayani program tersebut, Jane mulai menyuplai beras dan telur. Seiring meningkatnya permintaan, ia mengambil langkah strategis dengan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke BRI guna memperluas kapasitas usahanya.

BACA JUGA:12,9 Juta UMKM Naik Kelas Lewat LinkUMKM BRI, Ini Fitur Unggulannya

BACA JUGA:Cetak Laba Rp26,53 Triliun, BRI Fokus Perkuat Fondasi Bisnis Lewat Transformasi

“Awalnya hanya menyuplai bahan pokok seperti beras dan telur, tapi kebutuhan terus bertambah. Karena itu saya inisiatif ajukan KUR BRI, supaya usaha saya bisa memenuhi permintaan dan program tetap jalan,” kata Jane kepada awak media.

Kini, Aiko Maju menjadi bagian vital dari rantai pasok MBG di wilayah Siau. Dapur umum yang ia suplai telah menjangkau lebih dari 2.400 siswa dari 154 sekolah, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK. 

Keberhasilan ini bukan hanya tentang kelancaran suplai, melainkan juga tentang kontribusi nyata terhadap perbaikan gizi anak-anak di daerah terpencil. Namun, tantangan tak berhenti pada kapasitas usaha. Kondisi geografis kepulauan membawa persoalan tersendiri. 

Selain bergantung pada jadwal kapal, Jane harus cermat dalam menjaga kesegaran komoditas yang ia datangkan dari luar pulau, terutama buah-buahan yang belum banyak tersedia di Siau.

BACA JUGA:Dari Proyek Mahasiswa Jadi UMKM Naik Kelas, Kumora Cookies Sukses Berkat Rumah BUMN BRI Jakarta

BACA JUGA:QRIS TAP di BRImo Jadi Solusi Transaksi Instan, Bayar Cukup Tempel Ponsel ke EDC

“Kalau telat sedikit bisa rusak, jadi saya harus benar-benar perhitungkan jadwal kapal dan daya tahan stok," katanya.

"Tapi ini bagian dari tanggung jawab saya supaya dapur bisa terus berjalan dan anak-anak tetap dapat gizi lengkap. Sementara untuk bahan baku lain seperti sayur dan ikan, saya belanjakan langsung dari pasar Siau,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: