Pawai Pembangunan Belitung Momen Bangkitkan Ekonomi & Pariwisata, Ini Rencana Bupati Kedepan

Pawai Pembangunan Belitung 2025: Peserta SD Negeri 30 Tanjungpandan yang menampilkan keberagaman inovasi memperkuat ketahanan ekonomi inklusif-Yudiansyah/BE-
TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Ada yang berbeda dari suasana Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Sabtu, 6 September 2025.
Ribuan warga Belitung tumpah ruah di jalan utama kota, tak peduli langit mendung dan hujan yang tak kunjung reda. Semua mata tertuju pada satu perayaan akbar: Pawai Pembangunan Belitung 2025.
Bagi masyarakat Kabupaten Belitung, pawai pembangunan bukan sekadar arak-arakan tahunan untuk memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Lebih dari itu, inilah ruang ekspresi, panggung kreatifitas, sekaligus denyut kebangkitan ekonomi dan pariwisata daerah. Tahun ini, atmosfernya terasa makin istimewa, karena hadir dengan konsep baru, rute berbeda, serta semangat yang lebih besar.
Tema & Pesan Pawai Pembangunan 2025
Tradisi Adat Pengantin Belitung-Yudiansyah/BE-
Pawai Pembangunan Belitung 2025 hadir dengan semangat besar lewat tema utama “Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Maju”. Di balik tema itu, tersimpan pesan-pesan penting yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
Subtema yang diangkat antara lain ajakan untuk membangun Belitung yang berakhlak, cerdas, dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, sebagai bagian dari kontribusi nyata menuju Indonesia Maju.
Tak berhenti di situ, ada pula dorongan untuk memperkuat ketahanan ekonomi yang inklusif dengan menampilkan beragam inovasi, serta menumbuhkan semangat maju bersama dalam keberagaman menuju masyarakat yang sejahtera.
Lebih dari sekadar hiburan, pawai ini juga dipandang sebagai sarana edukasi kultural. Para pelajar, misalnya, dapat belajar langsung tentang nilai kebersamaan, kreativitas, serta bagaimana berinovasi tanpa meninggalkan akar tradisi dan budaya lokal.
Menariknya, ratusan peserta tampil dengan konsep berjalan kaki tanpa kendaraan hias. Hal ini memberi ruang bagi masyarakat untuk lebih dekat menyaksikan penampilan seni, budaya, hingga kreasi unik dari tiap kelompok yang ikut serta.
Pagi Hari yang Berbeda
Kreasi salah satu peserta pawai-Yudiansyah/BE-
Jika biasanya pawai digelar siang menjelang sore, kali ini panitia memutuskan start lebih awal, sejak pagi hari. Rutenya dimulai dari Jalan Ahmad Yani, lalu melewati Jalan Diponegoro, Jalan Sriwijaya, dan Jalan Gegedek.
Panggung kehormatan ditempatkan di ikon kota Tanjungpandan, Bundaran Satam Belitung, sebelum akhirnya peserta berakhir di destinasi favorit wisatawan: Pantai Wisata Tanjungpendam.
Keputusan memajukan jadwal bukan tanpa alasan. Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Belitung, Marzuki, menegaskan bahwa perubahan ini dilakukan demi memberi ruang bagi peserta muslim agar tetap bisa melaksanakan salat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: