BELITONGEKSPRES.CO.ID, SIJUK - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus gencarkan langkah upaya percepatan penurunan angka stunting di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Wujud komitmen BKKBN tersebut melalui gerakan bersama lintas sektor dalam mencegah terjadinya kasus yang dapat mengancam kualitas sumber daya manusia (SDM) penerus bangsa.
Berbagai kegiatan dilaksanakan di Pulau Belitung, guna mendorong percepatan penurunan stunting. Diantaranya Temu Kerja Regional Pengelolaan Pemutakhiran Pendataan Keluarga Tahun 2022.
Pengukuhan Duta Genre tingkat Desa atau Kelurahan, Gerakan Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting, penyerahan bantuan untuk keluarga stunting dari Yakesma Babel yang diserahkan oleh Kepala Kantor Layanan Yakesma Belitung.
BACA JUGA: Theo, Residivis Narkoba di Belitung Divonis 6 Tahun 6 Bulan Penjara
Rombongan BKKBN juga meninjau pelayanan KB di Poskesdes Desa Keciput Kecamatan Sijuk. Agenda selanjutnya menyambangi Rumah Dataku Kampung KB, Rabu (27/7).
Rangkaian kegiatan itu dihadiri langsung oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso didampingi Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Belitung Bakri Hauriansyah beserta Kepala Perwakilan BKKBN Bangka Belitung Fazar Supriadi Sentosa dan jajarannya.
"Kami ingin melihat situasi lapangan sekaligus mengingatkan kepada masyarakat karena bicara stunting tidak semua paham. Artinya tidak semua masyarakat memahami bahwa stunting sesuatu yang harus dicegah bersama," kata Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso.
BACA JUGA:Sinyal Untuk WPR di Babel, Pemprov Usulkan ke Kementerian ESDM
Menurut Sukaryo, kunci pencegahan stunting yakni pengetahuan keluarga mengenai penyebab serta cara pencegahannya. Makanya, bentuk nyata dukungan tersebut melalui gerakan Bapak dan Bunda Asuh.
Program ini diinisiasi Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman sekaligus Duta Bapak Asuh Anak Stunting pada peringatan Hari Keluarga Nasional. Gerakan itu di Belitung kemudian diteruskan Dharma Pertiwi Belitung.
"Gerakan ini intinya mengumpulkan kepedulian keluarga dan pihak yang punya kemampuan lebih untuk memberikan hartanya untuk memenuhi kebutuhan gizi kepada keluarga berisiko stunting atau memiliki balita stunting," jelasnya.
BACA JUGA:10 Pelaku Usaha Terima Bantuan Program Keluarga Bina Ummat Kemenag Belitung
Sukaryo menerangkan, tidak membutuhkan banyak, satu bulan Rp450 ribu - Rp500 ribu dan selama enam bulan dipantau. Jadi intervensi gizi spesifik selama enam bulan bisa dipantau pertumbuhannya. "Mekanisme Bapak/Bunda Asuh ini, lanjutnya, dapat langsung bertransaksi dengan keluarga yang layak mendapatkan bantuan," bebernya.
Selain itu lanjut Sukaryo, Bisa pula melalui pihak ketiga yang ditunjuk untuk menyalurkan atau melalui berkolaborasi dengan organisasi masyarakat, kemudian lembaga tersebut menyalurkan kepada keluarga tersebut.